lBC, Serang – Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, membuka Festival Pencak Silat Tradisional antar Peguron Wilayah Serang Timur dan Serang Utara. Tatu memastikan, festival yang bertemakan "Menuju Kabupaten Serang Berkelanjutan" tersebut dijadikan sebagai event tahunan.
“Jajaran panitia dan peguron ini meminta kepada pemda (pemerintah daerah) festival pencak silat ini untuk dijadikan event tetap, tadi saya mengiyakan walaupun ini belum masuk ke APBD 2020. Insya Allah nanti kita carikan anggarannya,”ujarnya usai membuka kegiatan tersebut di Halaman Kantor Kecamatan Lebak Wangi pada Jum’at, 12 Desember 2019.
Tatu mengatakan, dengan dijadikanya agenda tahunan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, atas semangat yang positif dari masyarakat harus didukung penuh. Sehingga para peguron, pelatih lebih semangat lagi mendidik anak-anak Kabupaten Serang. “Karena ini sangat penting untuk membangun karakter anak-anak Kabupaten Serang,”tegasnya.
Menurut Tatu, anak-anak Kabupaten Serang dengan dilatih pencak silat di peguron-peguron adalah cara yang sangat efektif. Karena di peguron ini anak-anak di ajari untuk disiplin, sportif, dan pembentukan karakter.
“Kemudian untuk hal yang menyangkut agama baik sholat, ngaji, hal-hal yang baik lainnya saya meminta kepada peguroan untuk diajarkan juga, oleh sebab itu kegiatan-kegiatan mereka kita support,”katanya.
Tatu menyebutkan, bahwa di luar Banten para pesilat terkenal dengan istilah pendekar Banten. Dirinya mengenang Almarhum sang Ayah yakni Tubagus Chasan Sochib yang sangat mencintai seni budaya pencak silat, dan berpesan kepada dirinya untuk terus melestarikannya.
“Sekarang saya duduk sebagai Bupati Serang diberi tugas membantu melestarikan seni tradisonal pencak silat di Banten khususnya Kabupaten Serang. Tugas itu sedikit demi sedikit terus dilakukan,”ungkapnya.
Oleh karena itu, Tatu mengucapkan terima kasih kepada seluruh peguron yang sudah menjaga keamanan sehingga di Kabupaten Serang aman dan kondusif sebagai salah satu peran peguron. “Dengan kondisi aman pemda bisa membangun, kondisi yang aman ikatan kekeluargaan harus terus di jaga,”katanya.
Disisi lain pencak silat, kata Tatu, sudah ditetapkan sebagai UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada Sidang ke-14 Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (IHC) di Bogota. “Sudah di akui dunia, Kabupaten Serang harus terus semangat agar melahirkan atlet bisa berlaga ditingkat nasional dan internasional,”harap Tatu.
Sedangkan untuk pembinaan peguran merupakan kewenangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Bidang Kebudayaan. Dirinya juga berkeinginan jika anggaran pemda sudah memenuhi akan memberikan bantuan kepada tempat-tempat peguran agar bisa dibangun. “Jadi bukan hanya untuk berlatih pencak silat saja peguron itu, juga menjadi titik destinasti yang ada di Kabupaten Serang,”tuturnya.
Ditempat Yang sama Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada Dindikbud Kabupaten Serang, Beni Kusnandar juga memastikan jika Festival Pencak Silat Tradisional antar Peguron wilayah Serang Timur dan Serang Utara dijaikan event tahunan.
“Pasti kami laksanakan perintah pimpinan. Kami akan berupaya keras bagaimana menjalin mitra dengan pihak lain. Untuk tahun depan tidak ada di anggaran sama dengan saat ini, toh ini juga bisa terlaksana. Kita bisa koordinasi dengan perusahaan yang ada di Serang timur dan utara yang konsen pada kesenian,”ujarnya.
“Saya pastikan tahun depan juga pasti dilaksanakan, tetapi mungkin tidak di Lebak Wangi lokasinya nanti sesuai kesepakatan peguran entah di Carenang, Pontang atau lainnya di Serang Timur dan Utara. Untuk waktunya juga di akhir tahun sama dengan saat ini,”ujarnya.
Sementara Ketua Panitia, Mamak mengatakan, untuk jumlah peguran yang mengikuti festival sebanyak 40 peguron. Padahal, untuk peguron yang ada di Serang Timur dan Utara lebih dari 40 peguron karena keterbatasan waktu. “Untuk setiap peguran akan menampilkan 3 sampai 7 orang berlaga di festival ini,”ujarnya.[Ars]