lB, Serang – Pengerahan massa untuk mengikuti Tamasya Al Maidah yang digelar pada 19 April 2017 bertepatan dengan proses pencoblosan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, dikhawatirkan sejumlah pihak. Salah satunya orang nomor satu di Kabupaten Serang yakni, Ratu Tatu Chasanah.
Terkait ‘Tamasya Al Maidah, dirinya selaku Bupati di Kabupaten Serang mengimbau masyarakat Kabupaten Serang untuk tidak berangkat ke Jakarta. Imbauan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat.
“Sebaiknya tidak usah pergi. Kita diam disini. Apalagi kita sedang menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ tingkat Provinsi Banten,” ujarnya kepada lnilahBanten usai pembukaan pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XIV di Hotel Marbella Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang pada Senin, 17 April 2017 malam.
Sambung Tatu Chasanah, lebih baik saat ini lebih focus kepada proses pembangunan terhadap wilayah Kabupaten Serang. “Karena kalau pergi kesana khawatir ada apa-apa. Saya mengkhawatirkan masyarakat saya. Sebaiknya fokus untuk membangun Kabupaten Serang,” ucapnya.
Saat ditanya dengan mengimbau masyarakat Kabupaten Serang untuk tidak berangkat mengikuti Tamasya Al Maidah, bukan berarti tidak mendukung pemimpin muslim untuk DKI Jakarta. Dengan tegas, sangat mendukung jika DKI Jakarta dipimpin oleh pemimpin muslim.
“Tidak sama sekali. Saya pemimpin muslim, saya sangat mendukung syiar agama di Kabupaten Serang. Tetapi kami mengkhawatirkan masyarakat Kabupaten Serang saja. Khawatir ada yang menyusup, sehingga masyarakat kami tidak terjamin (keamanannya),” pungkas Tatu Chasanah.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Ranta Suharta yang ditemui ditempat yang sama enggan menanggapinya terkiat Tamasya Al Maidah. “Oh ngga. Silahkan (Tanya) yang lain saja. Tanya yang lain saja ya,” ujarnya singkat sambil berjalan meninggalkan lnilahBanten.
Diketahui, Dalam aksi 'Tamasya Al Maidah' itu sekitar 100 umat Muslim di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) mengawal dan menjadi saksi pencoblosan gubernur Jakarta putaran kedua.
Ketua Panita Tamasya Al-Maidah Ustaz Ansufri ID Sambo menjelaskan maksud gerakan yang dia pimpin. Dia menegaskan gerakan ini tidak ada maksud untuk mendukung salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilgub DKI.
Hanya saja, menurut dia, warga DKI yang akan menggunakan hak suaranya harus ingat tentang Surat Al-Maidah ayat 51. Sesuai dengan surat tersebut, kata dia, tentu aneh jika umat Islam memilih pemimpin seorang yang menistakan agama.
"Tidak ada dukungan kepada paslon. Jadi asalkan tidak orang yang menistakan agama. Masak orang yang menista agama kita angkat jadi pemimpin?" kata pria yang akrab disapa Sambo itu di Masjid Al-Azhar, Jl Sisingamangaraja, Jakarta Selatan pada Senin, 17 April 2017 dikutip dari detikcom.