IBC, Serang - Pembina Forum Persaudaraan Umat Islam (FPUI) Banten, Enting, mengaku bangga kepada sejumlah warga Banten yang berangkat ke Myanmar untuk membantu etnis Rohingya. Menurutnya, keberangkatan masyarakat Banten ke Myanmar yang menggunakan melalui jalur laut terdorong dari hati nurani masing-masing melihat kekejaman militer Myanmar.
Ia mendapat informasi, para jamaah memilih Bangladesh tempat pertama yang akan dikunjungi. Bukan Myanmar itu sendiri. Sebab, kata dia, keamanan dan kemudahan dalam menembus wilayah pengungsian.
“Mereka membantu menyelamatkan pengungsi disana cuma masuk kesana sulit. Satu-satunya pintu masuk disana di Bangladesh karena paling gampang,” katanya kepada IBC di Kota Serang pada Sabtu, 9 September 2017.
Sementara itu, Ketua FPUI Banten Ust. Zainal Arifin masih banyak masyarakat Banten yang ingin berangkat ke Myanmar apabila konflik militer dengan muslim Rohingya masih saja terjadi. Dia menjelaskan aksi yang melibatkan ribuan muslim Banten Jumat 8 September 2017 kemarin merupakan bentuk solidaritas atas umat muslim Rohingya. Pun ia meminta kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan upaya diplomasi kembali agar tidak ada lagi konflik yang berujung hilangnya Rohingya.
Namun, keberankatan warga Banten ke Myanmar menjadi tanggapan tersendiri bagi Pemerintah Pusat. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemananan (Menko Polhukam) Wiranto, Selasa 5 September 2017 lalu memberian komentar terkait ribuan warga yang ingin berangkat ke Myanmar termausk melarang Front Pembela Islam (FPI) yang mengirimkan anggota mereka. Menurut Wiranto, pengiriman relawan harus melewati prosedur yang jelas dan atas persetujuan pemerintah.
"Tunggu dulu. Nanti saya akan bicara dengan mereka (FPI). Intinya (pemerintah) peduli kepada musibah kemanusiaan di Myanmar sesuai dengan harapan, tapi ada tata caranya, sehingga kelompok masyarakat saya imbau tidak usah ada aksi sendiri-sendiri," katanya.