lBC, Serang - Puluhan pelajar asal Papua yang sekolah melalui program afirmasi diundang Bupati Serang ke pendopo untuk berdialog pada Rabu, 18 September 2019. Hal itu dilakukan untuk memastikan kondisi mereka saat menimba ilmu di Kabupaten Serang.
Para pelajar tersebut antara lain sekolah di SMAN 1 Ciruas, SMKN 1 Kragilan dan SMAN Petir. Kedatangan mereka di Pendopo Bupati Serang didampingi oleh para gurunya. Setibanya mereka disambut langsung oleh Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa, Kapolres Serang Kota dan Kabupaten Serang beserta sejumlah Kepala Dinas di lingkungan Pemkab Serang.
Dihadapan Bupati Serang, sejumlah pelajar asal Papua dipersilahkan untuk menyampaikan keinginan dan keluhannya selama belajar dan tinggal di Kabupaten Serang.
Salah seorang siswa SMAN Ciruas asal Kabupaten Raja Ampat, Kesia Palencia mengatakan, dirinya datang ke Kabupaten Serang ini untuk belajar. Oleh karena itu, dirinya meminta perlindungan selama belajar.
"Mohon perlindungannya disini, kalau misalkan ada yang melakukan tindak kekerasan. Terus Untuk mes perempuan saya minta teralis supaya aman," kata Kesia saat berdialog dengan Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah.
Hal serupa juga disampaikan oleh Elexcia Amompin. Siswa SMKN 1 Kragilan asal Kabupaten Asmat ini mengaku resah lantaran dilingkungan tempat tinggalnya sering kehilangan barang. "Sering ada warga yang mencuri barang barang kita, mungkin keamanannya kurang. Saya tinggal di Perumahan Graha Cisait. Kami sering ketemuan dengan RT, kami juga sering bahas, RT pun langsung menindaklanjuti," katanya.
Selain itu, kata dia saat belajar dirinya masih kesulitan terkait sarana prasarana sekolah seperti laptop. Sehingga saat belajar, dirinya bersama teman - temannya harus meminjam. "Kita sering ada kegiatan praktik di sekolah, tapi sekarang itu sudah berkurang laptop yang mau digunakan, dan beberapa rusak. Jadi sekarang kita harus pinjam," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, bahwa dirinya sengaja mengundang para pelajar asal Papua ke Pendopo untuk berdialog. Hal ini dilakukan agar mereka tidak ada ke khawatiran tinggal di Kabupaten Serang.
"Tadi saya sampaikan pada mereka bahwa saya selaku bupati menjamin keamanan mereka, dan disini tidak ada apa apa. Tadi saya menanyakan gimana teman - teman disekolahnya, mereka menyampaikan baik baik semua, berarti kan tidak ada kendala apapun," ujarnya.
Dalam dialog tersebut, Tatu juga menyampaikan bahwa mereka tidak boleh terprovokasi oleh kondisi yang sekarang ini. "Kita tidak boleh melihat beda suku, beda bahasa, beda agama. Kemudian dari dialog juga ada beberapa masukan terkait kebutuhan kebutuhan sarana prasarana di sekolah masing - masing, tadi sudah dicatat oleh kepala dinas kami, dan akan dikomunikasikan kepada kepala dinas provinsi," tuturnya.
Ia pun mengaku akan memfasilitasi mereka untuk beribadah dengan menyiapkan kendaraan dari kecamatan untuk mengantar dan dijemput ke gereja. "Jadi banyak yang mereka sampaikan, termasuk soal keamanan Pemda dan kepala desa harus ngecek kesana, kalau sampai barang sudah hilang gitu kan kasian, jadi kita urus layaknya seperti anak anak Kabupaten Serang," katanya.
Tatu mengungkapkan, para pelajar asal papua tersebut semuanya tersebar di SMAN I Petir, SMK Kragilan dan SMAN 1 Ciruas. Mereka dikirim oleh Pemerintah papua melalui program afirmasi.