lBC, San Francisco - Facebook menghapus salah satu kelompok anti-masker terbesar di platform karena melanggar kebijakan terhadap penyebaran informasi yang salah tentang COVID-19.
Salah satu grup yang dihapus Facebook adalah 'Unmasking America!' yang memiliki lebih dari 9.600 anggota. Grup ini menjelaskan diri dengan 'di sini untuk menyebarkan kebenaran tentang masker!'
'Unmasking America!' membuat klaim salah bahwa masker menghalangi aliran oksigen dan memiliki dampak negatif terhadap psikologis. "Ketika Anda mengenakan masker, Anda menyatakan semua manusia berbahaya, menular dan ancaman," tulis unggahan di grup tersebut.
'Unmasking America!' adalah salah satu dari lusinan grup yang mudah ditemukan dalam pencarian 'anti-masker' di Facebook. Beberapa grup bersifat pribadi, artinya admin grup harus menyetujui anggota baru sebelum mereka dapat bergabung.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan masyarakat untuk memakai masker di semua area publik, sebagai upaya membatasi penyebaran virus corona. Sementara grup-grup itu menentang protokol kesehatan tersebut.
Tindakan Facebook dalam menghapus grup seperti itu telah melalui penyelidikan.
"Kami memiliki kebijakan yang jelas terhadap tindakan yang menyebarkan misinformasi tentang COVID-19 dan telah menghapus grup ini sementara kami meninjau yang lain," kata Dami Oyefeso, juru bicara Facebook, kepada The Verge.
Menurut aturan Facebook, jika sebuah grup membagikan informasi yang salah berulang kali, Facebook akan membatasi grup tersebut untuk dapat dilihat di News Feed dan akan berhenti menyarankan pengguna untuk bergabung dengan grup dalam upaya mengurangi pertumbuhan grup tersebut.
Facebook telah mengambil sejumlah langkah untuk mencoba membendung misinformasi pada platformnya.
Pada April lalu, laporan dari organisasi nirlaba Avaaz mencatat 100 misinformasi terkait virus corona di Facebook yang dibagikan lebih dari 1,7 juta kali dan dilihat sekitar 117 juta kali.
Pada 16 April 2020, Facebook pun menambahkan label peringatan pada postingan tentang misinformasi ketika seseorang menyukai, berkomentar atau beraksi terhadap unggahan tersebut.
Kemudian pada Mei, Facebook mengeluarkan laporan bahwa telah melakukan cek fakta dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) juga dibantu dengan manusia untuk menegakkan kebijakan komunitasnya.
Menurut laporan itu, pada April, Facebook memasang label peringatan pada 50 juta konten yang terkait dengan COVID-19, dan sejak 1 Maret 2020, telah menghapus lebih dari 2,5 juta konten yang terkait dengan penjualan masker, pembersih tangan dan alat tes COVID-19.[lnilah]