Rabu, 04 Desember 2024

Revitalisasi KNPI dan Peran Pemuda

Moh. Rano Alfath
Minggu, 18 Jun 2017 | 21:01 WIB - Suara Pembaca

Oleh: Moh. Rano Alfath, SH., MH

"Beri aku sepuluh pemuda! aku akan ubah dunia"

Kalimat sakti ini keluar dari Pemimpin Revolusi Indonesia, Soekarno, Presiden pertama RI.

Pendahuluan

Ungkapan bung Karno “Berilah aku sepuluh pemuda”, menggambarkan format kalimat kedahsyatan perubahan yang dapat dilakukan oleh orang-orang muda dalam bidang apapun, baik itu politik, sosial budaya, maupun ekonomi

Peran pemuda  telah dibuktikan dalam sejarah bangsa Indonesia. Pemuda selalu tampil dengan jiwa dan semangat kepeloporan, perjuangan, dan patriotisme untuk mengusung perubahan dan pembaruan. Karya-karya monumental pemuda Indonesia dapat ditelusuri melalui peristiwa bersejarah seperti; Boedi Oetomo (20 Mei 1908) yang diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928), Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945), transisi politik 1966 dimana pemuda dan mahasiswa memelopori sebuah perubahan politik yang dramatis, mengantarkan munculnya era Orde Baru, serta Gerakan Reformasi 1998 yang sering disebut Tragedi Semanggi (Berakhirnya rezim Soeharto). Peran Pemuda telah menunjukkan kontribusi konkrit dalam mensukseskan proses demokratisasi bangsa. Tugas pemuda kedepan adalah mengusung termanifestasikannya agenda-agenda reformasi dan demokratisasi bangsa dalam pembangunan sebagai amanah yang harus diemban.

Posisi pemuda sangatlah strategis dan istimewa, selain jumlah pemuda hampir mencapai 80,8 juta atau 36,4%  dari total penduduk Indonesia sehingga  menjadi kekuatan masa yang besar, pemudapun memiliki idealisme yang murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial.

Masa depan bangsa terletak di tangan pemuda sebagai Agent of Change dan Agent of Analysis yang senantiasa memprakarsai perubahan-perubahan untuk kemaslahatan dan menganalisis problematika bangsa kita. Untuk itu kedepan pemuda harus terlibat aktif dalam menentukan arah dan kebijakan kehidupan berbangsa dan bernegara baik dalam konteks lokal kedaerahan, nasional maupun internasional.

Kiprah KNPI

Semangat awal dibentuknya Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ) yang merupakan induk organisasi kepemudaan yaitu untuk merberdayakan seluruh potensi pemuda dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,  terciptanya ketahanan nasional yang mampu menjamin kesinambungan perjuangan dan pembangunan Nasional. Untuk itu KNPI juga harus berperan aktif dalam proses pembangunan nasional guna tercapainya tujuan nasional, yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Seiring berjalannya waktu sejak berembusnya angin reformasi di negeri ini, kiprah KNPI selaku wadah berhimpunnya organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) kian memudar. Belakangan induk OKP ini kerap terkooptasi dan terperangkap dalam kepentingan politik praktis yang berorientasi pada kekuasaan.

Berangkat dari kenyataan itulah, KNPI ke depan harus lebih bertaji lagi. Banyak hal yang bisa dilakukan KNPI, jika organisasi ini benar-benar berjalan sesuai dengan latar-belakang pendiriannya. Apalagi untuk organisasi kepemudaan, pemerintah cenderung lebih mengakui KNPI dibandingkan lainnya. KNPI Provinsi Banten kedepan harus dapat merevitaslisasi dan refungsionalisasi peran kelembagaan dan kepengurusan KNPI dengan visi dan misi kepemudaan yang jelas sehingga  sangat berpotensi untuk lebih memainkan perannya di provinsi Banten. Kini tinggal bagaimana kepenggurusan KNPI mendatang mengemas dan mengelolanya.

Selain itu, peran KNPI sebagai tempat untuk pembinaan generasi muda, harus lebih memaksimalkan potensi pemuda produktif, mengayomi pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yang merupakan pewaris organisasi ini ke depannya dan mampu menjadi tempat menampung beragam pandang dan aspirasi OKP di wilayahnya. KNPI yang berfungsi sebagai forum berhimpun dari pemuda Indonesia tentu saja harus dimaknai sebagai forum untuk menjaga ukhuwah politik dan ukhuwah sosial.

KNPI dan Permasalahan di Banten

Angka pengangguran Provinsi Banten selama beberapa periode tercatat lebih tinggi dibanding angka pengangguran nasional.

Menurut data BPS, pengangguran terbuka di Banten menmpati peringkat 5 nasional setelah Kepulauan Riau mencapai 9,03%, Di posisi kedua, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan inflasi mencapai 8,86%, provinsi dengan tingkat pengangguran terbesar ketiga adalah Jawa Barat, yakni sebesar 8,57% Selanjutnya menduduki peringkat terbanyak pengangguran adalah Aceh (8,13%),

Jika dibandingkan angkatan kerja dengan jenjang pendidikan, pengangguran didominasi lulusan diploma/sarjana sebanyak 11,9 persen, lulusan pendidikan menengah atas 46,79 persen, lulusan pendidikan menengah pertama 18,28 persen, dan lulusan SD ke bawah 23,04 persen. Untuk mengatasi pengangguran ini sektor informal harus lebih didorong di Banten karena sektor formal tidak lagi mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang makin meningkat.  Pemerintah daerah harus mampu memberdayakan sektor ini menjadi sumber pendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu peran KNPI dapat diarahkan kepada bagaimana mengembangkan Pola pikir Entrepreneur atau kewiraswastaan untuk terus ditingkatkan dalam diri setiap pemuda. Dengan menjadi Entrepreneur dapat menciptakan lapangan kerja. Minimal bagi diri sendiri, usaha yang dikelola dengan cara profesional dan ulet, semakin lama akan berkembang. Bila usaha semakin berkembang tentu saja akan memberi lapangan kerja bagi orang lain. Jiwa Entrepreneur bisa memberikan sesuatu yang lebih bagi pembangunan daerah. dengan banyak orang berjiwa wiraswasta, bisa membuka lapangan kerja. Cara ini tentunya bisa memberikan nilai positif bagi perekonomian masyarakat di Provinsi Banten.

Banten memiliki banyak hal; kekayaan alam dengan aneka bahan baku yang tersedia, sumber daya manusia, hingga pasar yang luar biasa besar.Hanya satu kekurangannya, semangat dan kesadaran kewirausahaan tidak dibangun secara serius. Kita kehilangan satu mata rantai yang sangat penting. Kewirausahaan bangsa mati suri, dan transformasi bisnis tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Semangat Muda, Semangat Aktualisasi

Ben Anderson pernah mengeluarkan pernyataan cukup provokatif yang pada substansinya mengatakan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah kaum muda. Ungkapan Ben Anderson tersebut didasarkan pada setiap babak sejarah Indonesia tidak pernah lepas dari peran serta pemuda. Namun, harus diakui bahwa tantangan pemuda saat ini jauh lebih berat karena Indonesia sudah memasuki tahap konsolidasi demokrasi. Hanya pemuda yang mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang mampu memainkan peran.

Pada masa sebelum dan setelah kemerdekaan awal, orang yang mampu mengakses pendidikan secara otomatis akan menjadi kaum elit karena minimnya kaum terdidik dan persoalan masih cukup sederhana ketika itu. Namun di abad 21 ini, tantangan kaum muda tambah berat. Kaum muda dihadapkan pada kompleksitas persoalan yang tidak ditemukan pada era sebelumnya.

Kasus dan peristiwa di masa lalu cukup sederhana dibanding persoalan kekinian. Pemuda saat ini harus mempunyai pengetahuan yang memadai untuk dapat berkompetisi di tingkat nasional dan global. Pemuda hari ini tidak hanya mengidentifikasikan diri sebagai warga Indonesia, tetapi harus mampu bersaing di tingkat global. Kenyataan ini merupakan tantangan baru bagi generasi muda di mana mereka hidup dalam arus globalisasi,khususnya di abad 21 ini. Dunia seakan dilipat menjadi desa global (global village). Kompetisi melintasi ruang wilayah geografis.

Persaingan dan kompetisi akan menumbuhkan semangat positif di kalangan kaum muda. Tanpa persaingan, lecutan kreativitas tidak mungkin tumbuh subur. Mises, salah satu pemikir liberal, dengan tegas mengatakan bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai kesuksesan bagi kapitalisme adalah dengan kompetisi. Kapitalisme dapat hidup dan mampu bertahan karena di dalamnya ada unsur kompetisi, terbuka menerima tantangan.Kaum muda adalah orang bebas dan berani menerima tantangan dan merubah tantangan menjadi peluang. Semangat muda harus diterjemahkan ke dalam wujud kongrit di ranah nyata agar manfaatnya dirasa oleh diri dan masyarakat. Pemuda harus memiliki kompetensi tertentu untuk dijadikan modal dalam berkontestasi. Ke depan, yang lebih penting adalah kompetensi dan profesionalisme kerja yang dimiliki. Dengan demikian, penguasaan terhadap kompetensi tertentu niscaya dimiliki oleh kaum muda.

Salah satu hal penting yang akan berdampak signifikan bagi bagi perekonomian nasional adalah semangat entrepreneurship. Pemuda harus mampu mengambil peran di sektor ini untuk meningkatkan nilai tawar Indonesia di mata dunia. Sumbangsih para pengusaha cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Lebih jauh, semangat entrepreneurakan memperkecil (jika tidak bisa menghilangkan) angka pengangguran dan kemiskinan di negeri ini. Janji-janji kemerdekaan belum terbayarkan jika Indonesia rakyat Indonesia belum mencapai kesejahteraan.

Ke depan, dengan tampilnya pemuda di bidang entrepreneurship, diharapkan mereka mampu bersaing di tingkat global dan memenangkan persaingan sehingga membawa perubahan signifikan bagi negeri ini.

Redaktur: Arif Soleh
Bagikan:

KOMENTAR

Revitalisasi KNPI dan Peran Pemuda

INILAH SERANG

4026 dibaca
Surat Ancaman Bom Ditemukan di Alun-Alun Kota Serang Resahkan Warga
913 dibaca
Pemkab Serang Sosialisasi Relokasi Pasar Padarincang

HUKUM & KRIMINAL

1241 dibaca
Rampungkan Kasus KDRT, Polres Serang Lakukan Rekontruksi
1849 dibaca
Kejari Usut Dugaan Pungli Prona, Irna : Pelaku Harus Dipecat

POLITIK

1203 dibaca
Soal Wakil, Vera Serahkan Sepenuhnya ke Partai Pengusung
164 dibaca
Dukungan Terhadap Airin Diekspresikan Melalui Karya Seni

PENDIDIKAN

2156 dibaca
Ratusan Siswa SMKN 2 Rangkasbitung Ikuti USBN
1273 dibaca
Putra Bupati Serang Raih Emas Pada Kompetisi Sains di India
Top