IBC, Jakarta - Sebagai daerah tertinggal Kabupaten Lebak merupakan daerah penunjang ibu kota negara yang terus berupaya untuk melepaskan diri dari predikat ketertinggalan dengan melakukan pembangunan infrastruktur.
Berkaitan dengan hal itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menerima penghargaan apresiasi penyerapan dana alokasi khusus dalam pembangunan fisik pada Indonesia Awards 2017 Metamorfosa iNews di Jakarta Concert Hall, Selasa 3-Oktober-2017.
Pada kesempatan tersebut Iti mengatakan, dengan kondisi infrastrukur saat ini, dalam upaya mengejar ketertinggalan selama Tahun 2014 - 2016 pemkab Lebak melakukan beberapa terobosan diantaranya membangun 455.90 Km Jalan Poros Desa, meningkatan Kualitas Jalan Kabupaten sepanjang 230.04 Km, pemeliharaan jalan Kabupaten sepanjang 78.28 Km, membangun Jalan sepanjang 25.25 Km, jembatan sebanyak 49 unit, Jembatan gantung perdesaan permanen dan non permanen sebanyak 63 unit, 15 unit diantaranya dibangun melalui CSR perusahaan dan bantuan Pemerintah Pusat.
"Kami juga melakukan pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas SD dan SMP, yang sampai saat ini tinggal tersisa kurang dari 20 % ruang kelas SD yang kondisinya masih rusak berat dan kurang dari 15 % ruang kelas SMP yang kondisinya masih rusak berat. Kami termotifasi untuk terus membangun" Katanya.
Dalam melakukan pembangunan fisik, pemkab Lebak membangun sinergitas dengan Pemerintah Desa dikarenakan Alokasi dana desa yang sangat besar sehingga harus mampu dioptimalkan dengan baik agar memberi manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Kami arahkan agar prioritas Dana Desa ini kepada Penanganan Jalan Poros Desa dan Pembangunan Jembatan Gantung." Tambahnya
Atas penghargaan yang diraihnya, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat atas dukungannya dalam pembangunan infrastruktur walaupun masih terdapat ruas jalan atau bangunan lainnya yang belum tuntas.
Bupati Lebak juga mengatakan akan melakukan inovasi dalam intervensi penanganan infrastruktur jalan melalui metode CTB (Cement Treated Base). Penggunaan CTB ini dapat menghemat anggaran pada kontruksi perkerasan jalan sebagai lapisan konstruksi pondasi bawah (Sub Base) atau pondasi atas (Base Course), dikarenakan penanganan jalan melalui betonisasi membutuhkan porsi anggaran yang lebih besar.