IBC, Serang- Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Banten, Miptahudin, ikut angkat bicara mengenai hasil survei yang dirilis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Ia tidak percaya tingkat keterpilihan Partainya di Kota Serang tersebut berada pada posisi terendah yakni 2,8 persen.
“Makannya tadi saya bilang kita mau pakai survei yang mana nih, kan lembaga survei banyak, ada survey yang lain. Kenapa, survei (FISIP Untirta) menunjukan berbeda, kecuali survei lima (lembaga survei) sama semua, kalau kemarin kan surveinya beda,” kata Miptahudin kepada IBC, Jumat 29-September-2017.
Ia menuturkan, lembaga survei lain tidak menyebutkan angka keterpilihan partainya di Kota Serang berada pada posisi 2,8 persen. Ia mengklaim jumlah tersebut sangat rendah, sebab, hasil survei di lembaga surbvei lain, partainya memiliki angka keterpilihan lebih dari 2,8 persen.
“Kalau yang bagus itu tiga lembaga survei hasilnya sama, (Ragu) karena saya pegang survei yang lain. Survei lain tidak mengatakan begitu,” ujarnya.
Namun ia tetap akan menjadikan hasil survei tersebut sebagai motivasi bagi dirinya dan fungsionaris partai lain agar usaha dan ihtiar politik terus ditingkatkan.
Yang terpenting, kata dia, semua dilakukan untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat Banten. Termasuk, persaiapan verifikasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten, PKS sudah merampungkan berkas verifikasi yang akan diperiksa KPU.
Sebelumnya, keraguan juga dating dari DPC NasDem Kota Serang, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kota Serang, Roni Alfanto, mengkritisi persentase partainya yang berada di posisi terbawah. Yakni berada pada posisi 2.0 persen. Menurutnya, di bulan yang sama yakni Agustus 2017, pihaknya sudah dua kali melakukan survey dan angka keterpilihan Partai NasDem tersebut lebih tinggi dari angka yang dirilis FISIP Untirta, yakni 4.0 persen dan 7.0 persen.
“Saya tidak melihat kredibilatasnya saya tidak mau menjust ini baik, ini aneh cuman kalau saya tidak percaya. Karena di bulan yang sama kita udah dua kali (melakukan survey). Di bulan Agustus kita melakuka survei dan hasil survey kami hampir persis dengan tingkat keterpilihan Parpol kami, hampir sama dengan legislative, nah sekarang dari survey itu jauh sekali padahal di legislatif kita nomor lima loh,jauh meninggalkan partai partai lain,” kata Roni Alfanto saat menghubungi IB melalui telephone, Rabu 20 September 2017 lalu.
Sementara pihak Untirta,mengklaim persentase partai politik pilihan masyarakat tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pemilu Legislatif) tahun 2014 silam, bahkan nyaris sesuai dengan postur anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang yang ada saat ini.
“Preferensi Partai Politik, respon masyarakat ketika Pileg tahun 2014, ketika ditanya Bapak Ibu saat pemilihan anggota Legislatif tahun 2014 di Kota Serang itu partai politik apa? dan keluarnya adalah Golkar9,3 persen yang pertama. Kedua PDIP 8,2 persen ketiga dan keempat Demoktat dan Gerindra,” kata Anis Fuadi peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang saat berbincang dengan IB, Selasa 19 September 2017.
Ia menilai, kesamaan persentase keterpilihan Partai Politik dengan konfigurasi DPRD di Kota Serang membuktikan riset yang dilakukannya adalah objektif dan tanpa intervensi oleh pihak manapun. “Artinya survei ini sesuai dengan kenyataan,” ucapnya.
Kemudian, hasil riset partai lain, kata dia, antara lain Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,8 %, Partai Amanat Nasional (PAN) 3,5 %, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2,8 %, Partai Nasional Demokrat (NasDem) 2,0 %, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1,7%, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 1,7 %, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,2 %, dan Partai Keadilan dan Peratuan Indonesia (PKPI) 0,2.
“Sedangkan yang menyatakan lupa 32,5 %, tidak Jawab atau tidak tahu 9,8 persen, belum memilih 5,5 persen, dan rahasia 4,7 persen, hasil riset ini gambaran di Pileg 2019 mendatang,” tuturnya