lBC, Tangsel - Sembilan tahun berdiri menjadi Kotamadya, ternyata masih menyisakan kemiskinan yang belum terjangkau oleh Pemkot Tangsel. Dari kesekian kali permasalahan tersebut, nampak masih banyaknya warga yang belum mempunyai tempat tinggal yang layak.
Kondisi tersebut nampak pada Namah (93 tahun) atau yang biasa disebut Emak Among, yang tinggal di Kampung Pondok Benda, RT 01/04, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Mirisnya, Emak Among, harus tidur diatas puing-puing bekas bangunan, yang dilapisi oleh karpet tipis, dan kasur yang sudah lapuk. Diperparah lagi, atap rumah yang nyaris roboh sewaktu-waktu.
Dijelaskan Widodo (31 tahun), menantu dari Emak Among bahwa, ibu mertuanya harus tinggal digubuk tersebut, selama berpuluh-puluh tahun, tanpa adanya perhatian dari pemkot.
"Wah, disini sudah puluhan tahun mas, ngga pernah dilihat sama Pak RT, apalagi pejabat Tangsel," kata Widodo, saat ditemui di lokasi, Minggu 1 April 2018.
Widodo menambahkan, dirinya bersama ibu mertuanya tersebut, sudah dua kali mengajukan perbaikan rumah milik Emak Among. Namun permohonannya, terbentur pada keabsahan surat kepemilikan Emak Among.
"Alasannya waktu kita ajukan, karena rumah itu tidak ada surat-suratnya, tapi pajak bayar terus, makanya saya bingung. Waktu ada info Prona, kita ajuin juga, alasannya ngga ada girik atau surat-surat kepemilikan, ya kita minta dibantu sama Pemkot Tangsel, agar bisa ada surat-suratnya, walaupun ngga bisa bantu perbaikannya," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Tangsel, Julham Firdaus menyatakan, kondisi Emak Among terjadi, karena pemkot Tangsel kurang peka terhadap masyarakatnya. Dirinya menandaskan, dengan APBD 3 triliyun lebih, masyarakat seperti Emak Among malah tidak diperhatikan.
"Kalau kita mau turun ke lapangan, masyarakat seperti Emak Among ini masih banyak. Masa APBD tiga triliyun lebih, masih ada masyarakat yang seperti Emak Among. Kurang peka berarti Pemkot Tangsel nya," kata Julham.
Julham menegaskan, perlu kebersamaan, kesadaran yang tinggi dari para pejabat. Terlebih lagi, imbuhnya, Emak Among sudah beberapa kali mengajukan agar rumahnya dibedah, tetapi kembali lagi, terbentur masalah administrasi.
"Sebenernya mudah, jangan peraturan dibuat malah menyulitkan masyarakat. Justru harusnya memudahkan masyarakat, seperti Emak Among, katanya sudah berapa kali mengajukan agar rumahnya dibedah, tapi kok dibenturin sama administrasi," tegasnya.[Nonstopnews]