Oleh: KH Ahmad Imam Mawardi
HIDUP di dunia ini hanya sementara. Pada akhirnya pasti berakhir, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau. Akhirnya semua kita akan meminta pertanggungan jawab atas apa yang kita perbuat selama hidup di dunia ini. Orang yang sadar dan cerdas mempertimbangkan masa depan adalah orang yang menanamkan atau menginvestasikan banyak amal untuk masa depan pasca kematiannya.
Anehnya, di masa kini ada banyak orang yang "peduli" akan amal orang lain dan tak peduli akan amal sendiri. Ada orang yang setiap saat sibuk menerakakan orang lain, sementara sedang masuk surga atau pun masih belum jelas. Sebaiknya, sibuklah beramal baik untuk menuju surga, tak usah sibuk meyakinkan orang lain adalah ahli neraka. Pengetahuan tentang siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk surga hanya Allah.
Anehnya, sekarang ada banyak panggung dakwah yang tidak digunakan untuk mengundang pada kebaikan. Sebagai gantinya, panggung dakwah digunakan sebagai tempat mencaci dan menghina semua orang yang tak memiliki persetujuan jalan menuju Allah. Tak ingatkah ada banyak jalan menuju ridla Allah, ampunan dan surgaNya?
Kata beberapa orang bijak: "Jalan menuju Allah adalah sebanyak nafas manusia." Untuk menjadi jumlah 10, masukkan melalui 2x5, mungkin saja 5 + 5, 6 + 4, 9 + 1 dan beberapa pilihan lain.
Jangan rusak hati kita dengan kebencian, caci maki dan laknat melaknat. Hal seperti ini sungguh dibenci semua agama. Bangunlah kebahagian hati dengan cinta dan kasih sayang, nasehat sejuk penuh kelembutan. Inilah yang mampu membangun kehidupan masyarakat di bawah bayang surga. Mari kita bangun kehidupan penuh damai. Semua kita merindukan kedamaian, hidup khusyuk menuju Allah. Salam, AIM. [lnilah]