IBC, Serang - Keberagaman adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan yang maha esa, tidak dapat seorang pun menolaknya. Perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus menjadi modal kekuatan masyarakat untuk memajukan daerahnya semakin maju dan sejahtera.
Di Indonesia perbedaan suku, agama dan budaya masih menjadi stigma buruk terutama di kalangan masyarakat awam. Banyak dari kalangan warga yang masih berfikir primordialis. Tidak terkecuali di Kota Serang. Hal inilah yang menjadi tanggung jawab besar para mahasiswa di Kota Serang, agar mampu merubah paradigma buruk masyarakat terhadap nilai-nilai toleransi.
Pernyataan tersebut terungkap saat bedah film ‘Tanda Tanya’ karya Hanung Bramantyo oleh puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Banten di Ciceri Kota Serang, Rabu 20 September 2017 malam. Para mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Ushuludin ingin menanamkan nilai-nilai toleran kepada masyarakat Kota Serang. Sebab, belakangan kerukunan umat beragama di Kota Madani tersebut terganggu.
Para mahasiswa menuding, penyebab dari tidak harmonisnya suku dan agama di Kota Serang adalah sebagai dampak dari konflik nasional yang membangkitkan kembali isu-isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA).
“Munculnya percikan-percikan konflik di Kota Serang itu disebabkan karena banyak masyarakat yang masih berfikir tradisional, mereka merasa jika tidak bukan seagama maka tidak harus membantu antar sesama, beberapa waktu yang lalu disini (di Kota Serang) hampir setiap pekan ada sejumlah kelompok yang mengatasnamakan agama melakukan demonstrasi. Menurut kami mereka latah, tidak berfikir secara modern, bukan kah Islam adalah agama yang mengikuti zaman, fleksibel, toleran dan mengajarkan kasih sayang,” kata Ketua PMII Rayon Fakultas Ushuludin, Cepyudin.
Ia mengajak kepada semua masyarakat untuk bisa menerima keberagaman, sebab, jika cara berfikir masyarakat masih memprioritaskan agama, selamanya tidak akan maju. Bahkan, kata dia, peperangan peperangan antar suku dan agama akan terus terjadi.
Menurutnya, menyoal kerukunan umat beragama di Kota Serang jangan dianggap remeh. Sebab, beberapa kejadian aksi terorisme juga terjadi di wilayah Provinsi Banten tidak terkecuali di Kota Serang.
“Sebenarnya pemicunya satu, mereka yang merasa paling islam lah yang menyebabkan keberagaman kita retak, cara berfikir agama yang ekstreme dan radikal, itulah sebabnya,” tuturnya.
Sementara itu, Pemateri pada bedah film tersebut, Abdul Muhit Hariri, mengatakan mengutip sumber wikepedia, Kota Serang adalah salah satu dari delapan Kabupaten/ Kota yang ada di Provinsi Banten. Sebelah Utara berbatasan dengan laut Jawa. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, kemudian, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir, Kecamatan Baros Kabupaten Serang dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin Kurung, Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
Menurutnya, posisi Kota Serang secara geologis terletak diantara 5°99’ – 6°22’ Lintang Selatan dan 106°07’ – 106°25’ Bujur Timur. Dengan menggunakan koordinat System Universal Transfer Mercator (UTM) Zone 48E, wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 M sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 M sampai dengan 9.312.475 M dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 KM dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah 20 KM. Kondisi Geografis Kota Serang menunjukan bahwa karakteristik wilayah di Kota Serang sebagian besar adalah dataran sedang dengan ketinggian kurang dari 500 mdpl serta memiliki iklim tropis.
Dari profil tersebut, ujar dia, maka akan terlihat karakteristik masyarakatnya, Kota Serang termasuk daerah yang rentan perpecahan. Sebab, pendatangnya sudah hampir menyamai penduduk asilnya.
“Kalau dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan agama, data Kemendagri tahun 2014 adalah Islam, 599,927 jiwa, Kristen, 6,749 jiwa, Khatolik 3,411 jiwa, Hindu 299 jiwa, Budha 2,964 jiwa, dan Konghucu 1 jiwa,” tuturnya.
Sedangkan dilihat dari suku di Kota Serang hampir 55 persen asli suku Banten, 45 persennya campuran dari suku Bugis, Minang, Sunda Dayak dan sebagainya. Semenatar budaya di Kota Serang hampir sama dengan budaya khas Banen seperti debus, panjang mulud dan sebaginya.