IBAN, Serang— Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Banten, M Asep Rahmatullah menyatakan, pesta Pilkada serentak pada Rabu, 15 Februari di seluruh provinsi di indonesia telah menyita waktu, perhatian dan menguras energi seluruh elemen lapisan masyarakat baik dari tingkatan atas sampai arus bawah.
Pesta demokrasi yang menghabiskan anggaran miliaran, dan tidak sedikit sekali uang yang di keluarkan untuk mencari calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode tahun 2017-2022. Anggaran yang fantastis itu bersumber dari APBD yang di kelola oleh KPU dan Bawaslu Banten. Serta anggaran dari setiap pasangan calon untuk memenangkan setiap jagoannya dalam pertarungan politik Banten.
“Akhirnya dari penyelenggara akhir Kontestasi Pilgub Banten 2017 berdasarkan hasil Real Count pada Portal KPU Banten, Minggu 19 Pebruari 2017 Jam 21.30. Dengan Jumlah TPS 16.540,” ujar Asep. Melalui pesan tertulis yang diterima InilahBanten pada Rabu, 22 Februari 2017.
Lanjutnya, perolehan suara (1) 50.93% (2) 49.07%. Selisih sebesar 1.86%. Berdasarkan data ini dan ketentuan perundangan Pilkada, Paslon No 2 Rano-Embay (Koalisi PDIP, Nasdem PPP) tidak dapat mengajukan Gugatan PHP ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena selisih suara lebih dari1%. Yang akhirnya memenangkan pasangan calon nomor satu yaitu Wahidin Halim dan Andika Hazrumi.
“Oleh karena itu, saya selaku masyarakat Banten menyerukan agar setiap pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten dapat menerima dan menghargai kemenangan dan kekalahan dengan legowo, arif dan bijaksana,” katanya.
Mengingat, sebut Asep yang pernah menjadi saksi dari tim Rano-Embay terkait sengketa Karang Taruna Banten di Bawaslu Banten ini, bahwa sesuai dengan hasil kesepakatan awal dalam fakta integritas setiap pasangan Calon Gubernur dan Wakil gubernur Banten harus siap menerima kemenangan dan kekalahan.
“Maka dari akhir Pilgub Banten ini kita harus banyak belajar tentang pesta demokrasi dengan baik di tanah para sultan, ulama dan jawara. Mari kita jaga Banten agar aman, damai dan kondusif berdasarkan Iman dan Taqwa yang sebenar-benarnya,” tutur Asep.
Senada dikatakan Sekretaris Umum Gemasaba Banten, Adam Ma’rifat. Katanya, Pilkada Banten telah selesai seiring selesainya juga penghitungan Real Count KPU yang menunjukkan hasil perolehan suara semua kandidat. “Selamat untuk pasangan WH-Andhika,” ujarnya.
Pihaknya mengaku bersyukur proses Pilkada Banten berjalan dengan tensi yang tidak panas dan penuh dengan semangat sama-sama menjaga nilai-nilai demokrasi dengan baik. Kesejatian nilai demokrasi dalam pilkada langsung tercermin dari berapa perolehan suara yang di dapat semua kandidat.
“Kuncinya adalah jumlah suara. Karena setiap suara yang masuk dan sah merupakan amanat rakyat Banten. Dan yang mendapat suara mayoritas berarti dia sebagai yang diberi amanah. Bukan soal menang kalah. Jadi tidak perlu menunjukkan ambisi ingin berkuasa dengan menginginkan adanya perpanjangan waktu,” ungkapnya.
“Ingat, semua hanya tentang amanat rakyat. Jadi bila gagal mendapat kepercayaan masyarakat, seharusnya yang dievaluasi mungkin informasi visi misinya yang tidak diketahui masyarakat banyak. Jadi tidak perlu mencari kesalahan-kesalahan pihak lain yang tidak ada,” tukas Adam.
Menurutnya, kepolisian pun terlalu berlebihan dengan menetapkan status Banten siaga 1 dengan melihat hasil perolehan suara. Harus dilihat, bahwa proses Pilkada Banten berjalan dengan baik. “Tidak ada ketegangan seperti yang terjadi di Jakarta. Jangan dinilai seolah-olah Banten gawat karena Pilkada. Masyarakat Banten cerdas dan dewasa dalam berpolitik,” tegas Adam.