IBC, Lebak-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala )Perwakilan Rangkasbitung, rela panas-panasan dan melakukan jalan kaki sejauh puluhan kilometer dari Kabupaten Lebak ke KP3B di Serang. Aksi jalan kaki atau bekennya di sebut Long March ini dilakukan atas dasar ketidak puasan mahasiswa kepada pemerintah yang dinilai mandul menangani truk pengangkut pasir basah serta tingkah laku dari oknum pengusaha galian pasir yang tetap nekad menjual pasir dalam keadaan basah, sehingga menyebabkan curahan air dalam truk pengangkit pasir dapat merusak jalan raya yang di lintasinya.
“Kita melakukan aksi Long March dari Lebak ke Serang dilatar belakangi oleh ketidakuasan kami terhadap sikap pemerintah yang seakan akan masa bodoh dengan keberadaan truk truk pengangkut pasir yang membawa angkutan melebihi kapasitas serta dalam kondisi basah,”kata Korlap Aksi, Aceng Hakiki ketika di wawancara wartawan di sela sela aksi, Kamis 5-Maret-2018.
Akis long mach tersebut dilakukan, merupakan sebuah tindak lanjut dari aksi mogok makan yang sebelumnya pernah dilakukan beberapa bulan yang lalu. Tuntutan mahasiswa menurut Aceng masih sama seperti yang dulu, seperti pemerintah harus berani menindak tegas truk pengangut pasir yang over tonase di Kabupaten Lebak, melakukan pengecekan secara berkala untuk meminimalisir truk pengangkut pasir basah.
Selain itu kata Aceng, pemerintah harus berani menindak tegas atau menutup galian pasir yang tidak mengindahkan aturan, menertibkan bongkar muatpasir di bahu jalan.”Kami meminta penertiban, pengontrolan selama operasi pertambangan berlangsung. Dan reklamasi harus segera dilakukan pasca penambangan berakhir,”kata Aceng lagi.
Sementara itu, Maman Maulani, ketua Kumala Perwakilan Rangkasbitung mengatakan jika aksi yang dilakukan kali ini merupakan buntun dari aksi mogok makan yang dilakukan didepan Gedung Setda Lebak beberapa bulan lalu. Ia mengaku akan terus melakukan aksi aksi yang lebih ekstrim lagi jika tuntunannya tidak direalisasi pemerintah.
“Kami akan terus melakukan aksi yang lebih ekstrim lagi, sampai tuntutan kami di realisasikan oleh pemerintah,”kata Maman.