lBC, Jakarta – Lembaga Pendidikan Ma'arif NU menyatakan telah memutuskan untuk tetap mundur dari program organisasi penggerak (POP) gagasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, KH Arifin Junaidi, menegaskan pernyataan akan dievaluasinya program tersebut tidak memiliki arti apa-apa. "Sampai saat ini kami tak pernah berpikir, apalagi memutuskan, untuk gabung di program itu. Nggak. Kami tetap mundur," jelas Arifin pada Senin, 3 Agustus 2020.
Ia menyoroti pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, saat menyatakan akan mengevaluasi program tersebut. Menurutnya, ada penyataan Nadiem yang mengatakan organisasi penggerak yang sudah lolos tidak perlu khawatir akan evaluasi yang dilakukan.
"Lah terus yang dievalusi itu apa kalau yang sudah dinyatakan lolos itu terus diminta untuk tetap melaksanakan programnya. Jadi kalau menurut saya sih itu pernyataan mau mengevaluasi tidak ada artinya apa-apa itu. Seperti permintaan maafnya itu juga tidak ada artinya apa apa tanpa tindakan nyata untuk memperbaiki itu," jelasnya.
Meski begitu, Arifin juga menyampaikan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, termasuk akan masuknya kembali LP Ma'arif NU ke program tersebut. Namun, itu akan dilakukan jika memang program itu masih ada pada tahun depan, tentu sudah dengan perbaikan-perbaikan konkret yang dilakukan.
"Di dunia ini apa sih yang tidak mungkin gitu loh. Hanya saja kalau dari LP Ma'arif NU sih kita sudah putuskan untuk ikutnya, kalau masih ada, tahun depan saja, bukan tahun ini. Ya iya kalo ada perbaikan (baru akan ikut). Kalau tidak ada perbaikan kita tidak mau juga," katanya.[Republika]