IB, Serang - Diantara belasan Bakal Calon Walikota Serang periode 2018-2023, Subadri UShuludin memiliki visi dan misi berbeda dengan yang lain. Perbedaan tersebut karena jargon yang diusung Subadri terkesan condong pada ciri khas agama tertentu. Subadri yang juga Ketua DPRD Kota Serang ini mengusung visi ‘Menuju Kota Serang Santri yang berdaya dan berbudaya’.
Santri menurut politikus Partai Golkar ini adalah kepanjangan dari Kota Serang yang Sejahtera, Aman, Nyaman, Terdidik, Religius dan Inovatif. Menurutnya, kepala daerah di Kota Serang harus memiliki jiwa ‘santri’ agar masyarakatnya mampu atau berdaya dan berbudaya. Ia menyebutkan, atas dasar visi itu dirinya berjanji akan lebih mengutamakan program yang tidak memiliki unsur yang dilarang oleh agama seperti hiburan malam dan perjudian.
“Kita ketahui bersama kalau Kota Serang itu terkenal sejuta santri seribu kiyai, artinya kita selaku warga Kota Serang visi Kota Serang juga mempunyai kewajiban untuk melestarikan predikat itu. Dengan visi saya menuju Kota Serang ‘Santri’ yang berdaya dan berbudaya bisa kita ambil, sesungguhnya bukan santri yang pakai sarung segala macam, Santri ada dua arti. jujur secara pribadi saya terobsesi dengan kehidupan santri. Seandainya saja di 2018 ini pemimpin kota serang berprilaku santri, saya yakin Kota Serang kedepan akan berdaya dan berbudaya. Kedua santri ini singkatan dari Sejahtera, Aman, Nyaman, Terdidik, Religius dan Inovatif, penjabarannya panjang,” kata Subadri saat dihubungi lnilahBanten.co.id pada Jumat, 28 Juli 2017.
Ia merasa optimis akan diusung oleh sejumlah partai yang telah dia ikuti penjaringannya seperti Partai Demokrat, PDI P dan PKB. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan partai untuk mendalami visi misinya tersebut sehingga ada keputusan mengusung dirinya menjadi orang nomor satu di Kota Madani tersebut.
Diketahui, Subadri adalah politikus Partai Golkar, pengalamannya di DPRD Kota Serang dua periode menjadikan dirinya pribadi yang merakyat dan sederhana layaknya seorang pemimpin yang diharapkan warganya. Namun, karena Partai Golkar tidak mengusungnya sebagai bakal calon Wali Kota, sementara pdorongan masyarakat terus mengalir, Subadri memberanikan diri maju sebagai kandidat Bakal Calon Wali Kota Serang periode 2018-2023 dan mengikuti penjaringan di Partai lain. Setidaknya sudah ada 11 nama Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang yang muncul ke publik, diantaranya Subadri Usuludin, Vera Nurlaela Jaman, Yhanu Setiawan, Lukman Hakim, Ubaidillah Kabier, Ranta Seoharta, Nuraini, Agus Irawan Hasbullah, Roni Alfanto, Amanudin Toha, Duce, Eki Baihaki, dan Bambang Janoko.
Pengamat Politi dari Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Suhaedi, mengatakan semua bakal calon menjadi harapan masyarakat Kota Serang agar Kota Madani tersbut terus mengalami peningkatan di semua sector. Menurutnya banyakanya bakal calon dari berbagai latar belakang memiliki kekurangan dan kelebihan dalam menjual visi dan misi.
“Tidak semua, tapi mereka mereka yang meendeklarasikan sebagai kepala daerah di Kota Serang ada sisi positif dan tentu kekurangan sebagai manusia juga ada, sekarang bagimana kita melakukan kontrol terhadap kekurangannya itu, jika seandainya siapapun yang terpilih memimpin kita,”ucapnya.
Mengenai latar belakang, kata Uus (panggilan akrab Suhaedi) bukan masalah berarti sebab ada beberapa nama yang diusung partai politik juga kualitasnya sangat baik untuk memimpin Kota Serang.
“Soal latar belakang apakah dari Parpol, Independen maupun akademisi misalnya, itu bukan soal kita, latar belakang apaun selagi mereka memiliki potensi yang mumpuni yang sesuai dengan kepentingan masyarakat Kota Serang saya pikir itu yang harus kita pilih. Ada yang dari Parpol bagus, dari independen juga mungkin bagus, akademisi yang saya liat calon yang muncul ini ada dari akdemisi,” tuturnya.