Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni di dalam kitab Nashaihul Ibad menyampaikan sebuah riwayat yang disampaikan Sahabat Nabi Muhammad SAW yakni Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu anha. Dalam riwayatnya, sahabat Abu Bakar menjelaskan bahwa ada lima kegelapan manusia dan ada lima penerangnya.
Diriwayatkan Abu Bakar As-Siddiq, "Kegelapan itu ada lima dan lampu penerangnya juga ada lima. Yaitu cinta kepada dunia adalah termasuk kegelapan, sedangkan penerangnya adalah taqwa. Dosa adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah taubat. Kubur adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah membaca La Ilaha illallah Muhammadar rasulullah. Akhirat adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah amal sholeh. Jembatan di atas neraka itu juga termasuk kegelapan, sedangkan penerangnya adalah yakin (iman). (Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)
Pertama, dijelaskan bahwa cinta kepada dunia itu merupakan kegelapan, karena dalam hal ini akan membawa pelakunya ke dalam perbuatan syubhat atau diragukan halal dan haramnya, perkara yang makruh, kemudian terjerumus ke dalam perbuatan yang diharamkan.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari Hasan Basri sebagai berikut. "Cinta kepada dunia adalah pangkal segala kesalahan."
Berkaitan dengan hal ini, Imam Al Ghazali mengatakan jika cinta kepada dunia itu menjadi pangkal segala kesalahan, maka dengan membencinya berarti dapat menjadi pangkal segala kebajikan.
Taqwa yaitu menjaga diri dari siksaan Allah dengan cara taat kepada-Nya sebagaimana yang telah diterangkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad dan Nasa'i.
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya kamu tidaklah meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah azza wa jalla, melainkan Dia memberi kepadamu sesuatu yang lebih baik daripadanya."
Kedua, mengenai tobat yang berfungsi sebagai penerang terhadap kegelapan dosa. Ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Imam Hakim.
"Sesungguhnya seorang hamba apabila telah berbuat dosa maka diukirkan setitik noda hitam di dalam hatinya, apabila ia menghentikannya disertai dengan istighfar serta bertaubat maka hatinya menjadi jernih. Tapi jika ia kembali berbuat dosa, maka ditambah noda hitam di dalam hatinya hingga noda-noda hitam itu menentukan hatinya."
Ketiga, mengenai bacaan lailahaillallah berfungsi sebagai cahaya penerang bagi kegelapan di alam kubur. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
"Sesungguhnya Allah mengharamkan pada neraka bagi orang yang mengucapkan lailahaillallah yang semata-mata hanya untuk mengharapkan ridho Allah."
Keempat, amal saleh dapat berfungsi sebagai cahaya penerang terhadap kegelapan akhirat, itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Asaakir, Al Khathib dan Imam Ahmad.
"Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila kemurahan-kemurahan-Nya diambil sebagaimana fardhu fardhu-Nya ditunaikan, sesungguhnya Allah mengutusku untuk menyampaikan agama yang lurus lagi murah yaitu agama Ibrahim."
"Tunaikanlah hal-hal yang fardu, terimalah kemurahan-kemurahan-Nya, dan biarkanlah orang-orang, maka sesungguhnya kamu dipelihara dari gangguan mereka."
"Barang siapa yang tidak menerima kemurahan Allah, maka berat dosa yang ditanggungnya seperti gunung-gunung di akhirat."
Kelima, keyakinan yang berfungsi sebagai lampu penerang kegelapan jembatan (shirath) di atas neraka, maksudnya mempercayai hal-hal yang gaib dengan menghilangkan segala keraguan.
Penjelasan ini dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.[Republika]