Oleh : Irhas Nugraha
Menarik membahas seputar peristiwa di bulan Desember, ada hari yang tidak kalah penting bagi seorang ibu di bulan desember pada tanggal 22. Yaps! Betul sekali yaitu hari ibu nasional. Pada era presiden Soekarno tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu nasional pasti dari kita bisa merayakan dengan ibu tersayang dengan berbagai cara agar hari ibu di rasa spesial.
Hari ibu di refleksikan sebagai nilai luhur kaum perempuan, ada nilai-nilai positif yang bisa di ambil dari perayaan hari ibu ini. Masa kini hari ibu di peringati setiap tahunnya mulai dari ucapan dan memberi hadiah kepada sang bunda. Tapi hal ini juga pernah di lakukan pada masa kesultanan khususnya di kesultanan Banten walaupun pada masa itu belum ada peringatan hari ibu tapi peristiwa ini dapat mengambarkan untuk merayakan hari ibu. Bagaimana sultan sangat menyangi sang bunda. Dibangun pada tahun 1815, keraton ini menjadi keraton kedua di Banten setelah Keraton Surosowan. Berbeda dengan Keraton Surosowan, sebagai pusat pemerintahan, Keraton Kaibon dibangun sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah. Hal ini dikarenakan Sultan Syafiudin sebagai Sultan Banten ke 21 saat itu usianya masih 5 tahun. Nama Kaibon sendiri dipastikan diambil dari kata keibuan yang memiliki arti bersifat seperti ibu yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Konstruksi bangunannya cukup sederhana, yaitu dengan material batu bata yang ditumpuk, dilapisi dengan pasir beserta semen, gapura khas Banten ini dibangun. Berdasarkan kedalaman letaknya, pembangunan gapura ini menggunakan pondasi dangkal dengan jenis pondasi menerus. Pondasi menerus dipasang di bawah seluruh panjang dinding gapura dengan lebar dasar sama besar dan terletak pada kedalaman sama. Keraton Kaibon ini dibangun dengan menghadap ke barat dan terdapat kanal di bagian depannya. Kanal inilah yang berfungsi sebagai media transportasi yang menghubungkan Keraton Kaibon dengan Keraton Surosowan. Pada bagian depan Keraton, terdapat lima pintu yang bermakna jumlah shalat dalam satu hari. Gerbang tersebut memiliki cirikhas arsitektur Jawa dan Bali sehingga disebut juga gerbang bersayap. Ruang utama Keraton merupakan ruangan kamar tidur Ratu Aisyah yang dibangun dengan menjorok ke tanah dan dilengkapi pula dengan pendingin ruangan. Pendingin ruangan tersebut bekerja dengan cara mengalirkan air di dalamnya dan pada bagian atasnya diberi balok kayu sebagai dasar lantai.
Keraton Kaibon Banten ini memang memiliki arsitektur yang terbilang unik dan modern untuk zaman dulu karena sekeliling keraton terdapat saluran air yang membuat kita melihat seolah-olah keraton ini dibangun di atas air. Keraton ini juga memiliki nilai-nilai keislaman yang tinggi, terutama pada saat terlihat jelas bangunan berupa masjid yang terletak di sisi kanan gerbang. Pilarnya yang masih utuh serta mimbar yang masih berdiri kokoh di dalamnya memperlihatkan bahwa Kesultanan Banten pada Keraton Kaibon ini memang bernafaskan budaya dan agama Islam.
Di atas dijelaskan Kaibon berasal dari kata keibuan, begitu mulianya sang bunda bagi sultan, nilai luhur inilah yang bisa di ambil pelajaran siapapun kamu pasti akan sangat menghormati ibu kamu. Cukup sekian artikel spesial hari ibu di tahun 2018. Selamat Hari Ibu Nasional.
Daftar Referensi
https://wisatabanten.com/histori-keraton-kaibon-banten/
https://situsbudaya.id/sejarah-gapura-kaibon-banten/
Follow us
Twitter : @irhasnugraha
Instagram : @irhas.nugrah