lBC, Serang – Para aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (Badko) Jabodetabeka-Banten belum surut dalam menyampaikan aspirasi dengan cara berunjukrasa untuk menuntut Gubernur Banten, Wahidin Halim mundur dari jabatannya. Terbukti, aksi yang sudah dilakukan kali ketiga pada Kamis, 2 Mei 2019.
Bahkan, HMI Badko Jabodetabeka-Banten juga menunjukan keseriusannya dalam mengungkap dugaan tindak pidana korupsi dengan melaporkan ke Kejati Banten. Dugaan korupsi yang terjadi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, HMI Badko Jabodetabeka-Banten menduga ada keterlibatan penguasa dan kroni-kroninya.
Baca juga: Demo HMI Desak Usut Dugaan Keterlibatan WH Korupsi di Dindikbud Banten
Namun, aksi HMI Badko Jabodetabeka-Banten disayangkan oleh Ketua Umum Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Majelis Wilayah Banten, Udin Saparudin. Kata dia, dengan ini atas dasar kesepahaman teman-teman di KAHMI dengan melihat perjalanan aksi-aksi yang mengatasnamakan HMI Badko Jabodatabeka-Banten pihaknya menilai bahwa dalam kontek berdemokrasi menyampaikan aspirasi sesungguhnya jika itu kebenaran maka itu adalah kemulyaan.
Namun, ketika aksi dibungkus dengan bangsa demokrasi tapi aksi sesungguhnya tidak lagi menjadi aspirasi idealisme mahasiswa, tapi terkesan ditunggangi kekuatan tertentu maka aksi itu terciderai oleh sebuah kesalahkaprahan.
“Nah, saya sangat menyayangkan aksi yang dilakukan mengatsanamakan Badko HMI tapi tampilannya seperti LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang abal-abal. Badko adalah badan kordinasi HMI yang merupakan lembaga PB HMI yang berada di tingkat regional dan statusnya di atas cabang-cabang levelnya,” kata Udin Saparudin melalui keterangan tertulisnya kepada lnilahBanten pada Jum’at, 3 Mei 2019.
Oleh karena itu, sebut Udin Saparudin, cara yang dilakukan aksi tersebut pihaknya menilai adalah aksi yang tidak tepat dilakukan dengan tampilan yang sesungguhnya memalukan. Aksi-aksi itu targetnya untuk menumbangkan sebuah kepemimpinan WH-Andika.
“Menurut saya ini akan berdampak pada fitnah yang luar biasa terjadinya adu domba antara gubernur dan wakil gubernur. Terjadi kerisauan keluarga besar HMI dan KAHMI ini tidak maslahat, tapi lebih pada moderat,”katanya.
Baca juga: HMI Laporkan Dugaan Korupsi Sejumlah Proyek di Dindikbud Banten ke Kejati
“Oleh karena itu, saya mohon atas nama KAHMI Banten kepada adinda Bakdo HMI Jabodetabeka-Banten segera menghentikan aksi-aksi murahan, aksi-aksi yang dipandang tidak tepat. Aksi-aksi kurang maslahat,”sambung Udin Saparudin.
Dia juga menyebutkan, 12 orang yang melakukan aksi tidak mencerminkan sebagai organisasi terbesar organisasi intelektual, organisasi yang menjadi barometer di gerakan mahasiswa dan pemuda.
“Namun, ketika ini dilakukan aksi tersebut menurut saya kurang tepat. Jika memang memaksakan kehendak kami akan meluruskannya, memediasi dan menghentikan aksi yang tidak terhormat itu,”tegas Udin.