lBC, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengingatkan jajarannya untuk tidak jumawa karena berhasil mengungkap berbagai kasus peredran narkoba yang cukup besar. Salah satunya penyelundupan narkoba 3,4 ton Sabu pada tahun 2016.
Menurutya, masih banyak bandar lain yang berkeliaran untuk membuat anak bangsa kita mati karena barang haram tersebut. ia pun ingin agar jajaranya bekerja lebih keras untuk membasmi para gembong narkoba tersebut.
"Dulu 9 September kan pernah saya bersama Presiden RI mengungkap 3,4 ton Sabu, awalnya saya bangga. Tetapi setelah ditelusuri ke negara yang memproduksi, ada sekitar 250 ton barang haram yang masuk ke Indonesia. Tadinya saya ngga percaya tapi nyatanya begitu," kata Buwas di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu 11 Oktober 2017.
Buwas menyinggung pengawasan di Indonesia dengan negara lain dalam penyelundupan narkoba. Dia menyebut angka sebesar itu karena pengawasan di Indonesia yang kurang maksimal.
"Kita belum terlalu serius, belum maksimal dalam pengawasan. Contoh ya saya ke Amesterdam keluar-masuk bandara itu di cek, bawa obat sakit kepala aja di cek, ribet sekali. di Indonesia? 1,2 juta Ekstasi aja bisa masuk, ada kesengajaan kan?" kata Buwas.
Indonesia kata Buwas, seperti digunakan sebagai alat percobaan untuk peredaran narkoba. Ia ingin menuntaskan peredaran narkoba yang sudah menjadi masalah besar khususnya di Indonesia."Seperti laboraturium untuk percobaan buat narkoba baru. Disini itu apa aja laku. Orang bisa masuk kesini bikin ini itu, tiap tahun pasti ada," jelasnya.[lnilah]