IBC, Pandeglang - Calon Kepala Desa Cipicung Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang Sahid mengatakan program kerja yang dibuat dalam bursa pesta demokrasi tingkat desa dipajang dispanduk berdasarkan hasil penyerapan aspirasi dan persoalan yang terjadi di masyarakat.
Calon nomor urut tiga membuat program kerja yang terbilang nyeleneh dan jarang digunakan dalam pesta demokrasi. Pasalnya Sahid membuat tiga program kerja dengan tagline Ngenah sare (Enak tidur), Ngenah dahar (Enak makan), Ngenah Modol (Enak Berak). Diketahui Pilkades Cipicung diikuti oleh tiga calon diantaranya Edi Supandi mahmud abdullah, Sahid.
Kang Sahid sapaan akrabnya mengatakan, jika terpilih sebagai kepala desa Cipicung, ia siap membuat warganya hidup dengan kondisi aman dan nyaman. "Ketika saya bersosialisasi dengan masyarakat dan tragedi-tragedi yang ada di kampung , kurang keamanan, kenyamanan dimasyarakat. Nah itu salah satunya Ngenak Sare," ungkap Kang Sahid kepada IBC melalui sambungan telpon, Senin 30-Oktober-2017.
Selain kondisi desa tidak nyaman, Kang Sahid juga menyebutkan desanya masuk dalam kategori tertinggal, karena tidak menyambut program dari daerah maupun pusat. Selain tertinggal ia juga menilai akses masyarakat mendapatkan informasi sangat sulit terutama dalam penyaluran bantuan Beras Sejahtera (Rasta).
"Ko ini semakin membawa (tertinggal red) yang saya tahu program kan bermacam, misalnya Raskin (Rasta) itu kan program pemerintah. Bukanya menambah tapi ini berkurang, padahal RTS (Rumah Tangga Sasaran) bertambah, bagaimana kita mau enak makan,"katanya.
"Sebagai pemimpin kita harus memperhatikan rakyat saya. Disitu lah tanggungjawab seorang pemimpin bagaimana caranya Lurahnya yang sudah enak makan atau Ngenah dahar, rakyatnya pun harus menikmati dengan dahar (Makan) tersebut,"sambung calon yang berprofesi sebagi pengusaha itu.
Terkait program Ngenah Modol, Kang Sahid mengatakan, kalimat tersebut hanya pribahasa dalam dunia politik yang memiliki dampak buruk dan konflik berpanjangan pasca Pilkades yang berbeda pilihan.
"Karena yang saya tahu disetiap politik antara keluarga dan tetangga yang terjadi lama banget untuk bersatu kembali. Masa sih perut kita saja mampu mengeluarkan kotoran dalam perut, tetapi otak kita tidak mampu, makanya dalam program kerja itu bagaima sih sosok seorang pemimpin tidak akan sanggup memberikan nasehat, makanya kita ajak bersama, berjuang bersama kiayi atau tokoh-tokoh,"bebernya.
Jika terpilih nanti, Kang Sahid berjanji gajihnya sebagai kepala desa siap dipotong setiap bulan sebesar Rp 500 ribu untuk pengajian bulanan. Namun saat ditanya mengenai motivasi mencalon diri sebagai kepala desa. Kang Sahid mengatakan hanya ingin mengabdikan diri kepada warganya. Dengan program kerja yang dibuat Ia optimis menang.
"Optimis (menag) dong, karena saya tidak ada niatan apapun, saya mencari ridha Allah dan tidak punya niatan kesana kesini. Yang jelas saya tidak melihat anggaran desa itu besar, karena saya anggap ini buka sebuah permainan atau judi, tapi bagi saya ini adalah jihad,"tutupnya.