IBC, Lebak-Warga adat Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak menolak politik uang dan intimidasi dari pihak luar dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lebak 2018. Menurut Kasepuhan Baduy Dainah, warga Baduy tidak bisa di bohong-bohongi.
"Setiap pemilu warga Baduy tak pernah golput. Soalnya bisa diatur petugas," ungkap Dainah, dalam acara sosialisasi pengawasan yang di selenggarakan Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu RI di Kampung Adat Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Sabtu 24-Februari-2018.
Dainah mengatakan, warganya tak melakukan golput semenjak pertama kali melaksanakan pemilu pada tahun 1999. Sebanyak 99 persen warga ikut pencoblosan.
"Orang baduy tak bisa dibohongi. Apapun hasilnya diterima, tidak ada paksaan dalam memberikan hak suara dan gak diwakilkan tapi seadanya orang Baduy yang hadir ke TPS (Tempat Pemungutan Suara),"katanya.
Dainah berharap, penyelenggaraan pemungutan suara di Baduy, baik pilkada, pileg, maupun pilpres dapat diikuti oleh daerah lain.
"Mudah-mudahan daerah lain mengikuti. Di kami tidak ada money politik, tak ada intimidasi. Desa Kanekes tak ada pengaruh dari luar, tak ada kekerasan dan anti narkoba,"katanya.
Dainah menyebut, kalau narkoba itu bahaya, merusak fisik dan moral.
"Narkoba itu biadab. Kalau cek bahasa manusia di sebut setan,"katanya.
Daenah menuturkan, warga adat Baduy masih bisa diatur kolot. Patuh pada leluhur.
"Siapapun yang datang tidak terpengaruh. Rahasia negara, rumah tangga tak boleh dipublikasikan, situasi dan kondisi sudah aman dan mari bangun negara kita bersama-sama,"katanya.
Ketua Panitia Pemungutan Suara Desa Kanekes, Sarpin menuturkan, jumlah warga wajib KTP sebanyak 7.236 jiwa."warga Baduy tak mengenal istilah noken, memberikan suara diwakilkan orang lain. Pemilihan kami serahkan kepada masyarakat tidak ada noken di sini,"katanya.
Sekjen Bawaslu RI Gunawan Soswantoro mengaku, terharu, ternyata warga Baduy sudah melaksanakan pemilu dari tahun 1999."Pemilu sudah berjalan baik. Saya sangat menyambut baik dan terima kasih tidak ada money politik tak ada noken, ini luar biasa,"katanya.
Sekjen Bawaslu menilai, dari Desa Kanekes, inilah pemilu jujur dan adil sangat tinggi.
"Ternyata masyarakat Jaro Kanekes lebih bermartabat di banding masyarakat luar sana. Termasuk Jakarta sana,"katanya.
Sekjen menambahkan, pada kesempatan ini, Bawaslu mengundang komisioner Bawaslu dari Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Sulawesi Tengah.
"Kebetulan punya masyarakat adat, semoga mereka bisa menularkan di provinsi masing-masing. Saya minta ke provinsi lain, ajaklah mereka untuk mencontoh masyarakat Baduy sudah lebih dahulu mengikuti pemilu,"katanya.
Komisioner Bawaslu Banten Ali Faisal berharap, kejujuran warga Baduy menjadi contoh untuk temen-temen di daerah lain."mudah-mudahan menjadi inspirasi dan roll model untuk temen-temen dari provinsi lain,"katanya.
Ketua Bawaslu Banten Didih M Sudih menuturkan,tujuan kegiatan sosialisasi pengawasan dilaksanakan di Baduy, ingin memastikan penyelenggaraan pemilu sampai ke masyarakat."Termasuk masyarakat adat Baduy. Kami sampaikan dasar memilih bukan karena uang dan tak boleh karena saling membenci dan tak boleh diwakili ketua adat,"katanya