Oleh: KH Ahmad Imam Mawardi
"BAGAIMANA kita akan bisa paham keseluruhan kisah kalau yang kita baca dari buku itu hanya bab pertama dan kedua. Bukalah lembar berikutnya, bab berikutnya lebih lengkap dan lebih mencerahkan. Jangan berhenti membaca dan jangan selalu kembali ke bab pertama dan kedua." Demikian sindir para bijak pada orang-orang yang tak berhenti mengeluhkan masa lalunya dan tak mau move on pada masa depan.
Orang yang selalu mengkisahkan masa lalu tanpa mencoba memperbincangkan masa kini dan masa depan adalah orang yang tak akan pernah maju. Biasanya, orang semacam ini akan terjebak pada kebosanan hidup yang tak menemukan batas akhir.
Mungkin saja dalam bentuk yang paling ekstrem orang semacam itu mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri karena meyakini bahwa hidupnya hanya berisi bab satu dan bab dua yang membosankan. Dia lupa bahwa kesimpulan yang paling bernilai selalu ada di bab terakhir.
Lalu bagaimana solusinya? Teruslah belajar dari alam, teruslah membaca keadaan, lambat laun kisah berikutnya akan muncul setelah koma yang sementara ini dianggapnya titik. Mereka yang berhenti belajar dan membaca tak akan mampu menikmati hidup dengan baik dan sempurna.
Apa saja yang harus dipelajari? Apa saja yang harus dibaca? Dari siapa kita harus belajar? Di mana? Pertanyaan-pertanyaan ini harus selalu dimunculkan dalam keseharian kita agar semangat bersekolah tetap hidup dalam diri kita. Menjadi anak sekolah juga bermakna menjadi selalu muda, bukan?
Buang kebosanan hidup. Ikuti babak berikutnya. Bacalah bab dan pasal selanjutnya. Salam, AIM. [lnilah]