Oleh: KH Ahmad Imam Mawardi
SAAT ini mari sejenak kita membahas tentang bersin, hal biasa yang terjadi di luar kendali kita. Kalau sudah mulai menggetarkan hidung, bersinpun akan meledak walau kita berada di depan orang yang dimuliakan. Bersin disebut sebagai "amr qahriyy" atau sesuatu yang dengan sendirinya memaksa kita melakukannya tanpa kuasa menghadang. Apakah ada hikmahnya?
Hadits riwayat dari Abu Hurairah berikut biasa kita dengar: "Apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, "alhamdulillah" sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, "yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata yarhamukallah maka hendaknya dia berkata, "yahdikumullah wa yushlih baalakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu)." (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)
Ada beberapa hadits yang menjelaskan faidah etika Islam tentang bersin itu. Saya tertarik membagikan salah satunya, yakni hadits riwayat Ibnu Majah: "Barangsiapa mendahului orang yang bersin dengan mengucapkan "alhamdulillah" maka dia aman dari sakit gigi, sakit telinga dan sakit perut."
Luar biasa manfaatnya, bukan? Masih banyak lagi hadits lainnya yang menjelaskan keutamaan amal etika keislaman yang berkaitan dengan bersin ini. Pertanyaannya adalah: "Bisakah kita mengobati sakit perut kita dengan memaksa seseorang mengorek-ngorek lubang hidungnya agar bersin?" Pertanyaan ini tidaklah saya akan jawab. Namun, silahkan dibuktikan.
Yang ingin saya garis bawahi adalah bahwa semua perintah dalam Islam pastilah mengandung mashlahat, kebaikan dan keindahan untuk hidup kita. Dalam hal bersin saja, bukan hanya masalah sembuhnya penyakit melainkan juga keakraban hidup yang penuh nilai. Mari kita belajar dan berusaha terus untuk menerapkan etika Islam. Demikian dulu tulisan ringan hari ini. Maaf saya harus hentikan menulis karena akan bersin dulu. Salam, AIM. [lnilah]