Hujatan Muncul kepada Gibran Usai Anwar Usman Dipecat dari Ketua MK

Oleh: Malisa Abianti Purba

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

         Gibran Rakabuming Raka merupakan putra sulung dari presiden kita Joko Widodo yang sekarang sedang menjabat sebagai wali kota Surakarta periode 2021-2026, pada saat dilantik ia menjadi wali kota termuda dalam sejarah kota Surakarta dengan umur 33 tahun. Kini Ia dikabarkan mencalonkan dirinya menjadi Calon Wakil Presiden bapak Prabowo Subianto, kabar tersebut telah dikonfirmasi langsung oleh Prabowo Subianto, pada Minggu (22/10/2023). Pengumuman majunya Gibran sebagai Cawapres dihadiri juga oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari 8 partai politik.

Majunya Gibran sebagai Cawapres menuai pro dan kontra di media sosial, netizen melontarkan pendapat-pendapat mereka masing-masing di social medianya, hingga pada Rabu (8/11/2023), Gibran menjadi trending topik disalah satu palform media sosial yaitu X dengan #GibranCawapresIlegal dan komentar negatif lainnya. Ujaran kebencian tersebut ia dapatkan usai pamannya Anwar Usman dicopot dari jabatannya sebagai ketua MK. Kabarnya Anwar Usman dipecat oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) dikarnakan terbukti melakukan pelanggaran kode etik berat hakim konstitusi atas putusan gugatan batas usia capres-cawapres.

Adanya perubahan putusan batas usia capres-cawapres oleh MK ini membuat masyarakat curiga terjadiya politik keluarga, apalagi Anwar Usman selaku ketua MK merupakan paman dari Gibran. Netizen beranggapan bahwa ada dinasti politik yang terjadi diantara mereka, “supremasi hukum tunduk dengan supremasi keluarga” merupakan salah satu komentar netizen yang mendapat banyak like di salah satu media sosial tentang kasus ini. Namun Prabowo selaku Capres menyatakan bahwa dinasti politik merupakan hal yang biasa, “Dinasti politik adalah sesuatu yang wajar, anda lihat di semua partai, termasuk PDIP, ada dinasti politik dan itu tidal negatif,” ujar Prabowo, Rabu (25/10/2023).

         Gibran dikatakan Cawapres Ilegal dikarnakan ia dianggap Cawapres hasil pelanggaran kode etik. #GibranCawapresIlegal yang sempat trending di platform media sosial X menghadirkan banyak opini-opini lain, seperti, Gibran dianggap sebagai boneka Capres, sokongan “bapak” dan partai tetangga. Kini pasangan Capres dan Cawapres nomor 2 di  cap sebagai pasangan kelas berat, dikatakan seperti itu karena, Capresnya pelaku dan pelanggaran HAM berat, dan Cawapresnya hasil pelanggaran etika berat. “jabatan terkadang bikin lupa diri, rela menghianati konstitusi, tidak salah kalo kami gaungkan Gibran Cawapres Ilegal, rela jegal dan nebrak kanan kiri” ujar salah satu netizen dengan username @zhuzhu_zhi.

         Namun komentar positif tentang Capres dan Cawapres nomor 2 tersebut juga tetap ada dan banyak. Masyarakat menganggap majunya Gibran sebagai Cawapres akan membuat perubahan menjadi lebih baik, anak muda memang harus mulai memimpin di zaman sekarang, majunya Gibran sebagai Cawapres menghadirkan suasana politik yang menegangkan menjadi menyenangkan.(*)