Selasa, 18 Maret 2025

Hasil Survei Diragukan NasDem, Ini Penjelasan Resmi FISIP Untirta

Ilustrasi
Kamis, 21 Sept 2017 | 18:00 WIB - Serang Politik

IBC, Serang-Pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untirta memberikan jawaban atas tudingan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional (NasDem) Kota Serang, Roni Alfanto, menyoal hasil survey Elektabilitas dan Popularitas Bakal Calon Wali Kota Serang periode 2018-2023 yang telah dirilis beberapa hari yang lalu.

Peneliti utama pada Survey Elektabilitas dan Popularitas Bakal Calon Wali Kota Serang FISIP Untirta, Anis Fuad, mempertanyakan kembali kepada Ketua DPD NasDem Kota Serang dimana letak keganjilan hasil survey tersebut.

“Jadi gini, ini popularitas dihitung perorang (ya dan tidak) ditanyakan kepada 600 orang. Apakah B/I/S pernah membaca nama atau mengenal nama nama Vera Nurlaela Jaman, Hj, Nuraini, Ayib Duce, Ranta Soeharta, Wahyudin Jahidi?,” kata dia kepada IBC melalui email, Kamis 21-September-2017.

Jawabannya ujar dia,  yang menjawab ‘ya’ Vera  Nurlaila Jaman 67 persen, Hj, Nuraini 57 persen, Ayib Najib (Duce) 36 persen, Ranta Soeharta 30 persen dan Wahyudin Jahidi 29 persen. Sedangkan yang menjawab ‘tidak’, Vera Nurlaela Jaman 33 persen, Nuraini 44 persen, Ayib Najib (Duce) 64 persen, Ranta Soeharta 70 persen dan Wahyudin Jahidi 71 persen.  

“Ini popularitas rata rata secara keseluruhan, 23 kontestan. Suara YA mengenal dijumlahkan secara keseluruhan sebagai pembagi setiap calon,”  ucapnya.

Ia menegaskan, hasil pengumpulan data menyoal popularitas tersebut berdasarkan rumus  ‘Suara YA mengenal dijumlahkan secara keseluruhan sebagai pembagi setiap calon’ adalah Vera Nurlaila Jaman 15,6 persen, Nuraini 13,1 persen, Ayib Najib (Duce) 8,3 persen, Ranta Soeharta 7,0 persen dan Wahyudin Jahidi 6,7 persen.

Sementara untuk elektabilitas Nuraini 25,7 persen, Nurlaela Jaman 15,5 persen, Ranta Soeharta 10,8 persen, Wahyu Papat 8,8 persen, dan Subadri Usuludin 7,4 persen.  

“Jadi yang dipermasalahkan pihak NasDem adalah popularitas rata-rata dari seluruh kontestan. Mereka membandingkan Popularitas rata-rata semua calon dengan elektabilitas,”ujarnya.

Jika membandingkan angka-angka tersebut, ujar dia, seolah-olah memang tidak logis, namun,  mungkin jika yang dipersoalkan popularitas rata-rata Nuraeni dan Ranta Soeharta yang seolah-olah melonjak tinggi, popularitas rata-rata Hj. Nuraeni 13.1% tapi Elektabilitas melonjak menjadi 25,7% dan Popularitas rata-rata  Ranta Soeharta 7% kemudian elektabilitasnya melonjak 10.8%. Sedangkan Vera, angka popularitas rata-ratanya 15.6% Elektabilitas hanya 15.5%, Maka, angka  tersebut, kata dia, tidak bisa dibandingkan.  Sebab, hitungan popularitas rata-rata berbeda rumusnya dengan mengukur elektabilitas.

“Angka yang dibandingkan seharusnya Popularitas yang diperoleh dari jawaban responden yang menjawab Ya dan Tidak,” ujarnya.

Kemudian, berdasarkan jawaban resmi dari pihak FISIP Untirta kepada IB, mereka menjelaskan,

1. Popularitas Vera Nurlela, yang mengatakan Ya mengenal Vera Nurlela sebesar 67% dari 600 responden yang ditanya, dan elektabilitas, dengan pertanyaan jika diadakan pemilukada saat dilakukan survei, yang memilih Vera hanya 15.5% dari 600 orang. Dengan kata lain orang banyak yang mengenal Vera tapi yang memilih lebih sedikit.

2. Popularitas Nuraeni, yang mengatakan Ya mengenal Nuraeni sebesar 57% dari 600 responden yang ditanya, dan elektabilitas, dengan pertanyaan jika diadakan pemilukada saat dilakukan survei, yang memilih Nuraeni hanya 25.7% dari 600 orang. Sama halnya Vera, yang mengenal Nuraeni banyak tetapi yang memilih lebih banyak. Namun dari tingkat Popularitas Nuraeni yang lebih rendah dari Vera, tingkat elektabilitas Nuraeni lebih tinggi dari Vera.   

3. Popularitas Ranta Soeharta, yang mengatakan Ya mengenal Ranta sebesar 30% dari 600 responden yang ditanya, dan elektabilitas, dengan pertanyaan jika diadakan pemilukada saat dilakukan survei, yang memilih Ranta hanya 10.8% dari 600 orang. Yang lebih mengejutkan, dengan modal elektabilitas 30% Ranta dapat meraih tingkat elektabilitas sebesab 10.8%.

Berdasarkan cuplikan data 3 bakal calon diatas, mana yang tidak masuk logika? Data yang kami peroleh memang menunjukkan prosentase Popularitas selalu dibawah prosentase Elektabilitas. Sedangkan angka popularitas rata-rata itu hanya untuk membuat peringkat hingga ketercapaian prosentase 100%. 

“Jadi hasilnya tidak perlu diragukan karena kami sangat menjaga objektifitas metode ilmiah yang kami gunakan. Silahkan saja kami serahkan kepada publik, mempercayai hasil dari kami kalangan akademik atau dari survei partai. Publik yang akan menilai,” ucapnya.

“Jika Nasdem mungkin mempermasalahkan salah satu calon kuatnya, popularitas tinggi namun elektabilitas sangat rendah, ya mungkin saja masyarakat memang tidak berkenan memilihnya, Ahok saja popularitas tinggi elektabilitasnya rendah. Jadi tidak aneh, Demikian jawaban kami. Terima Kasih,” tulis Anis Fuad melalui penjelasan resmi di emailnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kota Serang, Roni Alfanto, angkat bicara soal Hasil Survei yang dilakukan pihak Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang dirilis pada Senin 18 September lalu. Setelah mengkritisi persentase partainya yang berada di posisi terbawah pada Rabu 20 September 2017 kemarin, kini mantan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Serang tersebut mengkritisi hasil survey elektabilitas dan popularitas Bakal Calon Wali Kota Serang periode 2018-2023.

Ia mulai meragukan hasil survey yang dilakukan kampus terbesar di Banten itu. Menurutnya, hasil survey Bacalon Wali Kota Serang oleh Untirta sangat ganjil, sebab, ada Bakal Calon tertentu yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi sementara popularitasnya rendah.

“Akang udah baca slidenya belum, ada yang keliatan ganjil gak? Jadi gini, kita kan di NasDem bukan sekali dua kali survey dan di lembaga survey.  Dilihat hasilnya ada sedikit menggelitik ada yang berbeda, berbedanya begini, logika orang survey itu yang diukur karena ada Popularitas, (tingkat popularitasnya), Likepabilitas (tingkat kesukaannya)  dan elektabilitas (tingkat keterpilihan). Seseorang tidak akan mungkin memilih  dulu,  menentukan pemilihan, sebelum dia kenal dulu atau popularitasnya kan! logika, bener gak? Akang gak akan memilih saya atau memilih NaSdem kalau akang gak kenal, bener gak?,” katanya kepada IB, Kamis 21 September 2017 siang.

Ia tidak menyebutkan bakal calon mana yang dia maksud eletabilitasnya tinggi sedangkan popularitasnya rendah. Namun, berdasarkan hasil survey yang dirilis pihak Untirta beberapa hari yang lalu, Politisi Partai Demokrat, Nuraini, berada di posisi paling atas dilihat dari elektabilitas dengan persentas 25,7 persen, sementara Vera Nurlaila Jaman hanya 15,5 persen. Sementara dilihat dari popularitas, Vera Nurlaila berhasil mengungguli 23 Bakal Calon Wali Kota lainnya dengan persentase mampu mencapai 67 persen, sedangkan Nuraini hanya meraih angka 57 persen.

“Logika kan? Nah coba dilihat, itu ada calon, tingkat elektabilitasnya jauh lebih tinggi dari popularitasnya, di survey yang lain jarang sekali yang kayak gitu.  Kalau saya mah baru kali  ini tidak tau kalau yang lain,” ujarnya.

Bahkan, dia meminta hasil survey tersebut dirasionalisasikan dengan hasil survey lembaga survey yang lain agar ada titik terang mengapa hasil survey pihak Untirta sangat berbeda. Berulang kali dia mengatakan bingung dengan hasil survey tersebut.

“Itu kan masuk gak di logika itu, coba di rasionalisaskian dnegan survey yg lain, biasamya tingkat popularitas tinggi dari elektabilitas. Masa orang dipilih dulu tapi tidak kenal itu menurut saya sedikit menggelitik gitu. Bingung juga kita melihat tingkat keterpilihan orang jauh melampaui tingkat popularitasnya, masa dia memilih tapi tidak kenal,” ucapnya.

 

Reporter: Abdul Rahman Ahdori
Redaktur: Akew
Bagikan:

KOMENTAR

Hasil Survei Diragukan NasDem, Ini Penjelasan Resmi FISIP Untirta

BERITA TERKAIT

INILAH SERANG

1653 dibaca
Setia Kepada Perjuangan Pahlawan, Ini Tekad Wagub Banten
1693 dibaca
2018, Pemprov Fokus Atasi Rendahnya Kemampuan Warga Membaca Qur’an

HUKUM & KRIMINAL

1463 dibaca
Dua Pekan Polda Gelar Ops Keselamatan, Ini Target Sanksi Pelanggar Lalin
1534 dibaca
Jual Narkotika Gorilas, 3 Pemuda Pengangguran Dibekuk

POLITIK

146 dibaca
Terbukti Peduli Ekraf, Airin Dapat Dukungan Pengusaha Muda di Banten
2188 dibaca
Dinilai Menghina WH-Andika, Cawagub Banten Embay Dilaporkan ke Bawaslu

PENDIDIKAN

1271 dibaca
PTM Tingkat SMA/SMK Lancar Sesuai Protokol Kesehatan
1551 dibaca
Lepas 24 Peserta Pramuka Lebak, Pesan Bupati Tidak Boleh Pesimis
Top