IBC, Serang-Ketua Majlis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyampaikan sosialisasi empat pilar kebangsaan di hadapan ratusan Pimpinan Wilayah (PW) Math’laul Anwar (MA) Provinsi Banten. Kegiatan yang masih menjadi rangkaian di Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) MA Banten itu dilaksanakan di Hotel Le Dian Kota Serang, Minggu 6-Agustus-2017.
Dalam pidatonya, Zulkifli mengajak kepada PW MA Banten untuk ikut serta membangun bangsa dengan sama sama membantu umat yang sedang dalam kesulitan seperti kemiskinan dan pengangguran. Ia sempat menyinggung berbagai masalah yang belakangan terjadi yaitu keretakan antar suku dan agama. Menurutnya, Pancasila sebagai dasar Negara jangan lagi menjadi perbincangan di masyarakat termasuk menganggap sebagian kelompok anti pancasila atau tidak pancasilais.
“Orang takbir tidak pancasilais, jenggot panjang itu radikal, yang tidak pancasilais adalah mereka yang membiarkan rakyatnya miskin, gitu yah,” kata Zulkifli saat sambutan yang langsung disusul tepuk tangan oleh para hadirin.
Ia menuturkan, sebagai tokoh bangsa pihaknya wajib menyampaikan nilai nilai luhur ke Indonesiaan kepada masyarakat. Umur Indonesia yang sudah mencapai 72 tahun harus dapat menghilangkan sengketa antar suku dan agama terutama antar agama islam itu sendiri.
“Kita harus terus yah menyampaikan nilai nilai luhur ke Indonesiaan, kita ini sudah 72 tahun merdeka maka saya mengajak hilangkan sengketa sesama umat islam jangan bertengkar sesama bangsa. Indonesia jangan bertengkar, apapun sukunya agamanya itu sudah selesai 72 tahun yang lalu,” katanya kepada wartawan seusai menyampaikan pidato.
Tokoh asal Lampung tersebut menilai yang harus dipersiapkan oleh bangsa saat ini adalah Sumer Daya Manusia (SDM). Itu harus menjadi prioritas agar tidak tertinggal oleh negara lain jangan sampai masih meributkan hal hal yang sudah dibahas 72 tahun yang lalu.
Ia mengajak kepada semua masyarakat Indonesia untuk bergandengan tangan, kompak dan jalan bareng terutama para alim ulama yang memiliki peran di masyarakat. Menurutnya, yang harus menjelaskan persoalan bangsa saat ini adalah para alim ulama sebab muatannya menyangkut kelompok islam tertentu.
“Tantangan kita agar anak anak negeri ini SDM kita punya ilmu, kalau dia punya ilmu punya daya saing punya produktifitas bisa melahirkan kreatif bisa melahirkan inovasi bisa mengerti kewirausahaan dan kita bisa menjadi negara maju bersaing dengan negara lain. Jangan lagi rebut dengan soal soal yang sudah disepakati 72 tahun lalu, mundur kita. Apakah soal suku antar agama apalagi sesama muslim. Sesama muslim bertengkar bagaimana dengan agama lain. Mari kita kompak bergandengan tangan, inilah yang saya minta kepada para alimil ulama untuk menjelaskan ini kepada rakyat karena alim ulama itu tokoh pemimpin umat gituh,” ucapnya.
Sementara itu, Babay Syjawandi menegakan jika idiologi Mathla’ul Anwar adalah Islam yang mengacu kepada empat imamiah. Menurutnya, pihaknya tidak mempersoalkan mengenai sesorang tahlil atau tidak, shalatnya menggunakan qunut ataupun tidak. Ia juga siap mendorong pemerintah daerah untuk menggagas program program yang membawa masyarakat untuk taat kepada Allah swt.
“Kita sangat mendukung Pak Gubernur yang ingn membersihkan Banten dari korupsi, kemudian akhlakul karimah, wah itu kita lihat lihat, ada tanda tanda kesitu seperti mewajibkan shalat berjamaah, kita apresiasi tetapi bukan cuma itu, akhlak itu ya nilai nilai kesalehan sosial,” ujarnya.