TIGA unsur salat, yakni gerakan, bacaan doa, dan khusyuknya hati, memang merupakan rangkaian tak terpisahkan saat menegakkan ibadah salat. Tetapi, salah satu unsur, yakni gerakan, ternyata tak hanya memiliki makna penting sebagai gerakan ibadah. Sejak lama setiap gerakan dalam salat memberi manfaat penting bagi kesehatan jiwa dan raga orang yang melaksanakannya.
Tentu saja gerakan yang dimaksud adalah gerakan salat yang sesuai tuntunan. Bila tidak, bukan tak mungkin tak banyak manfaat yang bisa dipetik.
Misalnya, takbiratul ihram, yang ditandai dengan mengangkat kedua telapak tangan hingga keduanya sejajar dengan telinga kanan-kiri, bermanfaat kesehatan pada organ tubuh paru-paru, sekat rongga dada dan kelenjar getah bening.
Alasan medisnya, saat tangan terangkat maka rusuk akan ikut terangkat sehingga menimbulkan pelebaran rongga dada. Pada saat itu, mestinya udara yang diisap melalui napas akan masuk. Namun bersamaan dengan itu, dengan mengucapkan Allahu Akbar, memaksa udara mengalir keluar. Hal ini menyebabkan sekat rongga dada (diafragma) menjadi terlatih.
Atau saat rukuk. Gerakan rukuk, yang membuat posisi punggung, leher dan kepala membentuk haris horisontal, berat badan bergeser ke depan. Terjadilah relaksasi atau peregangan ruas tulang belakang. Relaksasi ini sangat bermanfaat untuk memelihara tulang belakang yang selalu terkompresi. Dan sebagainya.
Namun bukan hanya itu yang dibahas dalam buku yang ditulis Madyo Wratsongko, grand master Indonesian Ergonomic Gym ini. Sajian utama buku initak hanya teori, melainkan tata cara Senam Ergonomik dan Pijat Getar Saraf, yang berawal dari temuan seorang terapis pijat saraf. Setelah beberapa tahun dianugerahi kemampuan mengobati banyak pasien (stroke, vertigo, jantung, dan sebagainya), sadarlah dia bahwa teknik pijatnya ternyata adalah optimalisasi dari gerakan wudhu dan salat.
Metode yang didasarkan pada sistem saraf dan aliran darah ini, menurut buku ini, sangatlah logis, efektif, dan efisien untuk perawatan kesehatan maupun pengobatan berbagai macam penyakit. Cara-cara sederhana berupa senam dan pijat getar pun cukup jelas diurai dalam buku ini.
Tidak hanya itu, di bab-bab awal, penulis juga mengurai rahasia 13 unsur manusia, berupa 9 unsur tubuh fisik dan 4 unsur tubuh mental. Penulis percaya dan menyampaikan argumennya, penjagaanatas 13 unsur ini akan sangat menentukan kesehatan jiwa dan ragaseseorang. Dabn cara paling sederhana untuk menjaga ke-13 unsur itu tak lain dari shalat. [Inilah]