IB, Malingping-- Ruas jalan Saketi, Kabupaten Pandeglang hingga Malingping dan Bayah Kabupaten Lebak pernah dibahas dalam debat putaran kedua kandidat Pilkada Banten 2017 yang berlangsung di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan pada Minggu, 29 Januari 2017 lalu.
Pada saat debat Cawagub Banten nomor urut 2 yang mendampingi calon gubernur petahana Rano Karno yakni Embay Mulya Syarief mengatakan pada saat Rano Karno menjadi Gubernur Banten jalan Saketi-Malingping yang sebelumnya rusak parah karena dikerjakan dengan korupsi di mana besinya tidak ada di tengah, sekarang sudah sampai ke Bayah.
“Perjalanan yang sebelumnya bisa sampai 9 jam dari Serang ke Bayah, sekarang cukup ditempuh dengan waktu hanya dua jam,” ujar Embay.
Apa yang disampaikan cawagub Embay sebenarnya tidak sesuai dengan fakta karena jalan Malingping-Bayah adalah jalan nasional yang dibiayai oleh APBN, bukan APBD Banten. Tidak hanya soal itu, pernyataan cawagub Embay soal waktu tempuh Serang-Bayah hanya dua jam sangat berlebihan karena faktanya waktu tempuh Serang-Bayah bisa mencapai 4-5 jam.
Jalan Saketi-Malingping-Bayah baru diresmikan 2016 lalu, namun sepanjang ruas jalan itu sudah banyak titik yang mengalami kerusakan akibat tergenang air selama musim hujan saat ini. Fakta ini sangat kontradiktif dengan klaim cawagub Embay bahwa kualitas jalan Malingping-Bayah sudah sangat baik.
Melihat kondisi jalan yang cepat rusak tersebut, sejumlah warga Cilangkahan melakukan aksi turun ke jalan menuntut perbaikan jalan Malingping-Bayah.
Pada hari Rabu,8 Februari 2017 sejumlah masyarakat Banten Selatan yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Cilangkahan menggelar aksi demo di ruas Jalan Raya Malingping – Bayah tepatnya di Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Sejumlah masyarakat memprotes pemerintah dan penanggungjawab proyek jalan Malingping- Bayah yang dinilai tidak becus dalam mengerjakannya.
Selain melakukan orasi, Aliansi Pemuda Cilangkahan juga membentang spanduk yang bertuliskan: “Jalan Rusak Parah, Kami Seperti Tidak Punya Gubernur, Kemana Saja Gubernur Banten Selama Ini..?” “Ayo… KPK Tangkap Mafia Jalan di Banten Selatan.”
Warga Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak melakukan aksi menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak, di Jalan Raya Malingping-Bayah sebagai bentuk protes terhadap pemerintah, Rabu 8 Februari 2017.
Tidak hanya membentang spanduk, warga juga melakukan aksi menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak sebagai bentuk protes kepada pemerintah karena kualitas jalan yang tidak sesuai yang diharapkan.
“Ruas jalan ini dibangun sekitar akhir tahun 2016 yang lalu tapi sudah rusak kembali dalam kurun waktu yang begitu pendek,” ujar Yeni, salah satu warga yang melakukan aksi.
Menurut Yeni, hampir setiap hari ada saja pengendara yang mengalami kecelakaan karena kondisi jalan yang ada. Kondisi jalan yang rusak itu juga menyebabkan perjalanan masyarakat menjadi terganggu.
“Ruas jalan Malingping – Bayah merupakan akses transportasi vital bagi masyarakat Banten Selatan. Jalan ini juga termasuk akses menuju wisata Pantai Sawarna dan jalan lintas provinsi hingga Sukabumi Jawa Barat,” ujarnya.
Aliansi Pemuda Cilangkahan menilai ada permainan mafia dalam mengerjakan jalan Malingping-Bayah sehingga kualitas jalan yang dibagun tidak sesuai dengan harapan.
“Kami mendesak agar KPK segera turun tanggan untuk menindak pelaku proyek jalan di wilayah Banten Selatan,” tegas Ersya selaku koordinator aksi.
Ersa mengatakan, masyarakat Cilangkahan sangat menyangkan sikap Gubernur Banten yang terkesan tutup mata dan tutup telinga atas permasalahan yang diderita oleh masyarakatnya. “Seharusnya sebagai pemimpin daerah dan selaku perpanjangan tangan pemerintah pusat, Gubernur Banten bisa peka terhadap masalah jalan seperti ini,” ujar Ersya. (Dami)