lBAN, Serang--Aksi bunuh diri kembali terjadi di Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. Peristiwa bunuh diri kali ini dilakukan Supranoto (60 tahun), warga Kampung Ciruas Kulon RT. 07/03, Desa Ranjeng. Korban nekad mengakhiri hidup dengan cara bakar diri di rumah kontrakannya pada Kamis, 9 Maret 2017.
Sebelumnya pada Rabu, 15 Februari lalu, aksi bunuh diri juga dilakukan Rokiman (36 tahun), warga Kampung Pelawad Tegal, Desa Pelawat, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang.
Kapolsek Ciruas Kompol Doren melalui Panit Reskrim, Ipda Junaedi mengatakan aksi bakar diri yang dilakukan bujang tua ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Bujang tua yang hidup sendiri di rumah kontrakan ini melakukan aksi nekad dengan cara membakar kasur tempatnya tidur dengan menggunakan korek api gas.
"Kejadian ini diketahui warga setelah melihat asap tebal keluar dari rumah korban," ungkap Junaedi kepada wartawan.
Melihat rumah korban terbakar, warga berusaha masuk untuk memadamkan api. Saat berada di teras rumah, warga mendengar suara jerit kesakitan dari dalam rumah kontrakan. Ketika menerobos masuk rumah, warga mendapati korban dalam posisi di lantai dengan tubuh bagian bawah masih terlihat terbakar.
"Melihat korban Supranoto dalam keadaan terbakar, warga segera melakukan pertolongan dengan memadamkan api dengan air yang ada di sekitar lokasi. Warga juga memedamkan api yang membakar isi rumah," lanjut Panit.
Setelah api berhasil dipadamkan, terlihat korban menderita luka bakar hampir di sekujur tubuh. Untuk menyelamatkan nyawa korban yang menderita luka cukup parah, warga melarikan ke puskesmas setempat. Namun upaya penyelamatan tidak berhasil karena korban meninggal dunia ketika sampai di rumah sakit.
"Korban meninggal dunia ketika tiba di rumah sakit. Sejumlah barang bukti sudah kita amankan, termasuk korek api gas," kata Junaedi.
Mengenai latarbelakang korban nekad bakar diri, kata Junaedi masih dalam penyelidikan. Namun dari keterangan sejumlah warga, diduga korban putus asa karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
"Kepada warga korban pernah mengeluh soal penyakitnya. Soal penyakitnya, warga tak mengetahui. Juga ada warga yang menyebut korban depresi. Diduga persoalan ini yang memicu korban melakukan aksi nekad," kata Panit.