IB, Pandeglang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindkbud) melakukan berbagai upaya dan inovasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, termasuk pembenahan manejerial, edukatif dan adminstratif, serta penerapan pola pembelajaran yang berbasis kearifan lokal, guna menghasilkan generasi cerdas di daerah yang berjuluk Kota Santri tersebut. Hal itu dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menyukseskan program wajib belajar serta Pandeglang Cerdas 2020.
“Tahun ini program yang sangat urgen keterkaitan dengan pendidikan di Pandeglang ialah, kami melakukan koordinasi dengan UPI (Universitas Pendidkan Indonesia ) untuk pembenahan menejerial, edukatif dan adminstratif,” ungkap kepala Dindkibud Pandeglang, Salman Sunardi kepada wartawan pada Minggu, 16 Juli 2017.
Selain itu, sambungnya tahun ini pihaknya juga mulai menerapkan pola pembelajaran berbasis kearifan lokal, sebagai bentuk interaksi yang bersifat edukatif antara guru dan siswa dengan mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar menghasilkan siswa yang mampu berkomunikasi, berfikir kritis dan bekerja sama dalam kehidupan sosial.
Menurut Salman, kearifan lokal merupakan pandangan hidup dalam ilmu pengetahuan serta berbagaai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan, yang meliputi seluruh unsur kehidupan agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi serta kesenian.
“Guru sangat berperan penting dalam perancang strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menarik, sehingga proses belajar mengajar tidak hanya di dalam ruangan kelas,namun bisa juga diluar ruangan kelas,” cetusnya.
Menurut mantan Camat Pandeglang ini, ada beberapa pola untuk pengembangan mutu dan kualitas pendidikan di Pandeglang. Dari mulai kepala sekolah, guru, pengawas termasuk stakeholder yang berkaitan, agar setelah mengalami proses belajar di sekolah, murid minimal memiliki tiga perkembangan, yaitu, pengetahuan yang memadai, sikap dan perilaku supaya tidak lepas dari norma agama dan norma bangsa,serta keterampilan, yaitu, siswa harus memiliki life skill.
Tak hanya itu, Salman juga bertekad mewujudkan pendidikan yang mampu membawa siswa agar dapat menciptakan produk-produk unggulan. "Pola pendidikan yang diterapkan harus searah dan sejalan dengan visi misi Bupati, tentang pariwisata, kebudayaan untuk menciptakan dan membangun produk unggulan dari Pandeglang melalui proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah,” tuturnya.
Untuk merealiasikan mutu pendidikan yang berkualitas di Pandeglang menurut Salman, bukan perkara mudah, namun banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi. Salah satunya adalah, isu dirinya yang dituding ikut bermain proyek.
“Padahal saya mencoba memutus mata rantai dugaan kongkalingkong yang selama ini terjadi di lingkungan Dindikbud,terkait dengan pengerjaan proyek. Saya bahkan menginstruksikan kepada seluruh kepala UPT di setiap Kecamatan agar menolak dengan tegas, jika ada yang mencatut nama saya untuk mendapatkan proyek rehabilitasi gedung sekolah dan pengadaan meubeler,” ungkapnya.