lB, Serang – Guna meminimilasir maraknya pelajar titipan untuk memudahkan masuk sekolah-sekolah favorit pada penerimaan siswa baru (PSB) tahun ajaran 2017-2018 baik tingkat SD maupun SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang diminta untuk melakukan pengawasan yang ketat. Permintaan disampaikan oleh sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Serang.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Serang, M.Novi mengatakan, Dindikbud Kabupaten Serang harus ketat dalam mengawasi PSB, karena sudah bukan rahasia umum ada titipan dan lainnya. "Jangan ada titipan dan panitia penerima siswa baru harus melihat kompetensi siswa yang mau masuk disekolah tersebut,” kata Novi kepada wartawan di Serang pada Senin, 22 Mei 2017.
Menurutnya, panitia PSB juga harus bisa melihat passing grade yang sudah ditetapkan oleh Dindikbud. Karena memang disinyalir, selama ini ada titipan orang tua murid untuk masuk disekolah favorit.
"Ini baru dugaan, untuk itu kami meminta agar mengawasi dengan ketat dan seleksi administrasi. Hal itu juga akan berimbas kepada Pemkab Serang agar nanti ke depannya SDM yang dihasilkan benar-benar bisa diberdayakan,” ujarnya.
Kalau penerimaannya saja tidak baik, kata dia maka dampaknya buruk bagi dunia pendidikan di Kabupaten Serang. Karena apa yang diharapkan oleh pemerintah saat ini adalah, terciptanya SDM yang handal melalui proses seleksi PSB yang benar-benar kompeten.
“Pokoknya jangan sampai ada titipan dari manapun, apalagi opini masyarakat saat ini sudah ada sekolah favorit, disini bagus,disana sekolah unggul.Dindikbud harus benar-benar mengawasi dengan ketat,” ujarnya.
Senada diungkapkan oleh Anggota DPRD lainnya, Ubaidilah. Menurutnya panitia PSB harus obyektif dalam menerima siswa dan siswi baru,karena pada tingkat SD dan SMP merupakan cikal bakal terciptanya SDM yang handal.
“Harus obyektiflah, jangan menerima titipan, itu nggak baik apalagi Pemkab Serang saat ini tengah semangat dalam membangun SDM.Kita mulai dari sejak dini, apa jadinya kalau siswa tersebut adalah titipan,” tuturnya.
Menurutnya, membahagiakan anak itu bole-boleh saja, namun jangan juga salah dalam pelaksanaanya. Sejak dini anak bisa diajarkan untuk mandiri, kalau dituntun terus,kapan anak tersebut bisa mandiri.
“Artinya selama dalam proses belajar dirumah, komunikasi antara anak dan orang tua harus ada. Kapan anak dilarang kapan boleh, dan juga membahagiakan anak sah-sah saja,namun ada batasan-batasan tertentu. Jangan juga demi membahagiakan anak semuanya dipakai dengan cara-cara yang tidak lazim, apalagi anak tahu kalau dia titipan disekolah tersebut, pasti beban mental,” tuturnya.