lBC, Jakarta - Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menegaskan, pihaknya telah memberikan banyak masukan dalam rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Penguatan Pendidikan Karakter.
Ia memastikan, melalui berbagai pertimbangan serta masukan dari NU, pemerintah tak akan mengatur masuk waktu sekolah hingga delapan jam alias full day school.
"Ya, tidak lima hari lagi. Tidak delapan jam lagi. Soal masalah guru gampang, supaya dapat tunjangan. Hitung saja persiapan mengajar. Kan, guru kalau mau mengajar ada persiapan nih. Persiapan lah, itu dihitung satu jam. Itu menambah jamnya guru atau anak-anak pergi, guru masih ngoreksi PR (pekerjaan rumah). Satu jam misalkan. Sudah nambah jamnya guru itu," papar Said di area Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa 5 September 2017.
Ia pun mengungkapkan, pertemuannya bersama Jokowi hari ini membahas rencana diumumkannya Perppres tersebut besok siang di Istana.
"Besok saya ke sini lagi dengan Muhammadiyah dan ulama. Presiden akan mengeluarkan Perppres tentang pendidikan karkater pukul 11.00 WIB siang," ujarnya.
Said menuturkan, isi Perpres tersebut ialah mengatur seluruh menteri terkait mulai dari Kemendikbud, Kemneristekdikti dan Kementerian Agama mendukung pendidikan karakter yang sudah berjalan.
"Madrasah diniyah, swasta di bawah swadaya masyarkat tetap berjalan. Bahkan didukung. Dengan adanya perpres ada kewajiban, ada payung kewajiban mengeluarkan anggaran. Malah madrasah mengeluarkan anggaran. Kayak sekarang, gajinya guru madrasah itu pakainya yen. Yen ono, yen ono luwih," paparnya. [lnilah]