lB, Jakarta - Sinyal Megawati Soekarnoputri ingin istirahat dari dunia politik dan menanggalkan jabatan Ketua Umum PDIP semakin meruncing setelah kekalahan beberapa calon kepala daerah usungan partainya.
Menanggapi hal ini, Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendro Satrio menilai kesiapan dan kesolidan kader partai dipertanyakan. Dia ragu PDIP bisa sesolid sekarang bila Mega diganti oleh pihak lain, baik dari trah Soekarno atau yang lainnya.
"Nah apakah kemudian kalau Megawati diganti PDIP bisa tetap solid. Diganti Jokowi misalnya, kader yang paling kinclong sekarang apakah kemudian mereka tetap solid?" kata Hendro di Jakarta pada Selasa, 25 April 2017.
Sebab, lanjut dia, PDIP belum memiliki pengalaman dalam hal pergantian ketua umumnya. Menurut dia, semua itu yang bisa menjawab adalah kader sendiri apa tetap bisa solid atau tidak.
"Karena bisa seperti Golkar yang tidak punya tokoh sentral, siapa saja bisa jadi ketua umum kan susah juga. PDIP belum punya pengalaman itu," ujar dia.
Untuk itu, dia menyarankan sebaiknya kader PDIP mempersiapkan diri apabila pergantian itu benar terjadi. Jadi setiap keputusan yang penting tak bergantung pada satu orang, melainkan bisa dimusyawrahkan oleh kader partai.
"Yang jadi pertanyaan, apakah kader PDIP siap kehilangan Mega," ujar dia.
Adapun kabar Mega ingin istirahat dari dunia politik kembali mencuat setelah kekalahan pasangan incumbent, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta serta calon lain yang diusung oleh PDIP.
Namun, kekalahan pasangan calon kepala daerah itu bukanlah jadi yang utama Mega ingin mundur. Kekalahan itu hanya menjadi pemantik kembali. Sebab, isu ini muncul setelah ada pernyataan dari Mega sendiri dan pesan dari (Alm) Taufik Kemas yang tak lain adalah sang suami.
Sumber: lnilah