IBC, Jakarta-Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik ketimpangan ekonomi di era Jokowi-JK.
Selanjutnya, AHY membandingkan rendahnya ketimpangan ekonomi di era SBY. Kala itu, SBY menjalankan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dianggap efektif menggerus ketimpangan ekonomi.
"Inilah pada saat krisis ekonomi global di era SBY, pemerintah saat itu memberikan BLT kepasa saudara yang berkategori miskin. Angka 300 ribu ini merupakan batas bawah untuk memenuhi. Berdasarkan angka statistik, jika ada yan mengatakan memberikan BLT itu mereka ngga peduli dengan rumusan," kata AHY di gedung Jakarta Convention Center, Sabtu 9 Juni 2018.
AHY mengatakan, saat ini, seluruh lapisan masyarakat, merasakan bagaimana sulitnya perekonomian. Begitu seretnya pendapatan sementara di sisi lain kenaikan harga tidak berhasil dibendung pemerintah.
Selanjutnya, putera mahkota SBY ini menganalogikan, jika seorang pemimpin menghargai rakyatnya, maka rakyat alam lebih menghargai pemimpinnya itu. "Jika para pemimpin menghargai pemimpinnya maka rakyat akan menghargai pemimpinnya," ucap AHY.
"Bagaimana kita mau mendidik masyarkaat jika perutnya lapar. Ketika kaum ibu menangis tidak bisa membeli susu. Kita harus memahami tentang rumusan batasan tadi. Pemahaman ini patut atau tidak patut hak atau kewajiban," imbuh dia.
Lebih jauh, AHY mengatakan, 10 tahun kepemimpinan SBY, sektor ekonomi cenderung stabil. Oleh karena itu, isu ekonomi di era Jokowi-Jk haruslah dikawal agar tidak ada yang membuat kegaduhan hingga ekonomi Indonesia stabil.
"Karena itu demokrat tidak memberikan toleransi kepada pemecah belah bangsa. Karena hal ini akan mengganggu stabilitas politok sosial. Kita tidak memberikan toleransi kepada pemecah belah bangsa dengan isu apapun," tegas AHY.