lBC, Serang - Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy mengajak semua pihak terkait di Banten untuk menggalakkan kembali kegiatan membaca atau mengaji Alquran. Menurutnya, identitas Banten sebagai daerah Islam harus terus dipertahankan, salah satunya dengan memastikan warganya yang muslim mengerti dan memahami Alquran yang diawali dengan kemampuan mengaji tersebut.
“Tentu saja kita prihatin kalau memang faktanya seperti itu. Ini menjadi pemicu bagi saya dan Pak Gubernur (Gubernur Banten Wahidin Halim) untuk menggalakkan kembali kegiatan mengaji di Banten,” kata Andika menjawab pertanyaan pers terkait dengan adanya survey yang menyebutkan banyak warga Banten yang tidak bisa membaca Alquran, kemarin.
Dikatakan Andika, Pemprov sendiri sudah berupaya keras untuk membuat warga Banten melek Alquran. Di antaranya, Andika menyebut, pada tahun 2013, semasa dirinya belum menjadi Wakil Gubernur, sudah ada program mencetak dan membagikan mushaf Alquran khas Banten kepada semua warga Banten. “Saat itu kalau tidak salah satu rumah dapat satu Alquran bermushaf khas Banten yang dicetak Pemprov Banten,” imbuhnya.
Ke depan, kata Andika, pemprov juga akan diproyeksikan untuk melakukan program yang dapat menunjang peningkatan kemampuan warga Banten dalam membaca Alquran, seperti pemberian insentif yang layak kepada guru ngaji. Andika juga mengaku akan mendorong LPTQ atau lembaga pengembangan tilawatil Quran Provinsi Banten serta intitusi pendidikan Islam seperti pesantren yang banyak jumlah di Banten, untuk bergerak mengatasi persoalan tersebut. “Saya kira kita bisa fokus untuk persoalan ini di tahun depan, agar kebutuhannya bisa kita anggarkan di APBD 2018,” ujarnya.
Untuk diketahui, sebelumnya diberitakan sebanyak 12,4 persen (sekitar 1.240.000 orang) dari 10 juta warga Banten tidak bisa membaca Alquran.
Hal itu merupakan hasil survei melek huruf Alquran yang dilakukan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) di 8 kabupaten/kota Banten. Survei dilakukan pada Juni, bertepatan dengan Ramadan.
Sebanyak 1.505 orang dari 155 desa pada 50 kecamatan di 8 kabupaten/kota dijadikan responden dalam survei ini. Margin of error 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Tingkat kemampuan membaca Alquran juga dikelompokkan, mulai dari sangat buruk sampai sangat lancar. Hasilnya, kemampuan membaca dari kategori tinggi hanya 23,28 persen, sedang 50,05 persen, dan rendah 26,67 persen.
Jika kemampuan membaca Alquran warga Banten dispesifikkan, ternyata 4,17 persen sangat buruk, 5,08 persen buruk, 6,90 persen sangat kurang, dan 10,54 persen kurang.